Sunarti, Wanita Obesitas Asal Karawang Bobotnya Mencapai 148 kg, Mengaku Doyan Ngemil Mie dan Bakso
Setelah Titi Wati wanita obesitas asal Palangkaraya, kini Heboh sosok Sunarti asal Karawang. Wanita obesitas yang ngaku doyan ngemil mie dan bakso.
Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Daryono
Setelah Titi Wati wanita obesitas asal Palangkaraya, kini Heboh sosok Sunarti asal Karawang. Wanita obesitas yang ngaku doyan ngemil mie dan bakso. Baca berita lengkapnya di sini!
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu lalu publik sempat dibuat geger oleh pemberitaan seorang wanita penderita obesitas asal Palangkaya, Titi Wati.
Kini kembali muncul kejadian serupa yang menimba wanita bernama Sunarti (39) asal Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang.
Dilansir dari Kompas.com wanita yang lebih akrab dipanggil Narti ini dirawat di ruang Instalasai Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang.
Baca: Perempuan Asal Cirebon Alami Obesitas, Beratnya 183 Kg, Ke Kamar Mandi Harus Merangkak
Narti sempat dikabarkan memiliki bobot mencapai 200 kg, namun saat ditimbang di rumah sakit ternyata bobotnya hanya 148 kg.
Dengan kondisinya itu Narti tak bisa berjalan layaknya manusia normal.
Menurut pengakuan warga Perum Terangsari, Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang ini berat badannya bertambah sejak delapan tahun silam.
Baca: 4 Fakta Operasi Bariatrik Titi Wati, Wanita Obesitas 220 Kg Asal Kalimantan Tengah yang Sempat Viral
Sebelumnya ia memiliki berat badan 75 kg, namun karena jarang berolahraga beratnya semakin bertambah.
Ia lebih sering mengurung diri di rumah, pola makannya pun tak tak jauh berbeda dengan orang kebanyakan.
Meski hanya makan nasi dua kali sehari, namun ia mengaku jika kerap 'ngemil' mie dan bakso dari pedagang keliling yang lewat rumahnya.
"Di kasur, jarang ke luar (rumah), kalau ada penjual bakso dan mi, beli," katanya, Rabu (30/1/2019).
Suami Narti bekerja di luar kota, sehingga hanya pulang di saat-saat tertentu.
Narti mengaku jika belum pernah berobat lantaran terkendala masalah biaya, apalagi dirinya masih tercatat sebagai warga Kembangan Utara, Jakarta Barat.
Baca: 8 Fakta Titi Wati Penderita Obesitas di Kalteng, Bobot Asli Bukan 350 Kg hingga Kesetiaan sang Suami
Nama Narti mulai muncul di sejumlah pemberitaan, pihak Dinas Kesehatan pun tak tinggal diam.
Pelaksana tugas Dinas Kesehatan karawan, Nurdin Hidayat langsung mengutus dokter untuk memeriksa kondisi Narti.
Lantaran mengalami sesak nafas, kemudian Narti dibawa ke RS Intan Barokah untuk menjalani pengobatan awal sebelum kemudian dirujuk ke RSUD Karawang.
"Karena mengalami sesak nafas, Di RS Intan Barokah untuk menjalani perawatan awal seperti pemberian oksigen."
"Setelah membaik kemudian dibawa ke RSUD Karawang," kata Nurdin.
Nurdin mengaku belum mengetahui secara pasti kondisi kesehatan Narti.
Sebab, saat ini Narti tengah dalam pemeriksaan dokter RSUD Karawang.
"Sementara tensi dan gula darah normal. Namun paru-paru dan jantung dan lainnya masih dalam pemeriksaan," katanya.
Nurdin mengatakan bahwa obesitas disebabkan banyak faktor.
Mulai dari pola makan berlebihan, kurang aktivitas olahraga, hingga tekanan mental.
Baca: Anak Perempuan Lebih Mudah Mengalami Obesitas, Mengapa? Ini Penjelasan Ahli Gizi
Narti Bukan Satu-satunya Penderita Obesitas dari Karawang
1. Arya Permana
Dua tahun lalu, seorang bocah yang juga berasal dari karawang, Arya permana membuat geger publik.
Bagaimana tidak, Arya yang masih berusia 10 tahun ini memiliki bobot 192 kg.
Ramainya pemberitaan yang beredar membuat Arya mendapatkan bantuan medis.
Ia menjalani operasi penyempitan lambung di RS Omni Alam Sutera, Tangerang pada April 2017 silam.
Setelah menjali pola hidup sehat, di akhir tahun 2018 lalu Arya telah berhasil menurunkan bobotnya hingga 90 kg.
Bahkan Arya terlihat aktif bermain olahraga sepak bola.
Baca: Penampilan Terkini si Bocah Obesitas, Arya Permana yang Dulu Miliki Berat Badan 192 Kg
2. Yudi Hermanto
Yudi yang merupakan merupakan warga Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat.
Ia mengaku tak tahu persis penyebab berat badannya terus bertambah.
Yang mulanya hanya 110 kilogram menjadi 310 kilogram.
Yudi sempat putus asa dengan penyakit obesitas yang dideritanya.
Di tengah keterbatasan ekonomi, ia tak mampu menjalani pengobatan medis.
Yudi kemudian mendapat bantuan berobat oleh Pemkab Karawang.
Sayangnya, Yudi dinyatakan telah tiada pada Minggu (10/12/2017) subuh, setelah mengalami sesak napas dan kejang-kejang.
Yudi meninggal setelah sempat sepekan mendapat perawatan di RSUD Karawang.
(Tribunnews.com / Bunga)