Mengenal CEO 4 Unicorn di Indonesia, Istilah yang Disinggung saat Debat Capres 2019
Mengenal CEO 4 Unicorn di Indonesia, Istilah yang Disinggung saat Debat Capres 2019, Simak Ulasan Lengkapnya Berikut Ini
Penulis: Umar Agus W
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
Mengenal CEO 4 Unicorn di Indonesia, Istilah yang Disinggung saat Debat Capres 2019
TRIBUNNEWS.COM - Debat Calon Presiden (Capres) antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto memang tengah usai di gelar pada Minggu (17/2/2019) malam.
Pasca debat tersebut yang menarik soal istilah penggunaan 'Unicorn' yang sempat disinggung oleh Jokowi kepada Prabowo.
Terkait dengan penggunaan istilah tersebut banyak sekali pemberitaan hingga viral diperbincangkan oleh masyarakat terutama pengguna sosial media.
Mengutip dari Kompas.com pada Selasa (19/2/2019), unicorn merupakan sebutan untuk perusahaan start-up alias perusahaan rintisan yang bernilai di atas 1 miliar Dollar Amerika Serikat atau setara Rp 13,5 triliun.
Baca: Jokowi Unggah Kondisi Rusunawa, Fahri Hamzah: Bapak Dibohongi Staf, Untung Pak Prabowo Nggak Galak
Di Indonesia sendiri kini sudah memiliki 4 unicorn yang sudah cukup dikenal masyarakat luas.
Berikut ini tim Tribunnews.com jabarkan 4 unicorn beserta CEO-nya yang ada di Indonesia mengutip dari situs Crunchbase & Wikipedia pada Selasa (19/2/2019).
Simak selengkapnya di sini!
1. Go-Jek
Perusahaan yang berfokus pada transportasi ini adalah perusahaan Indonesia pertama yang mendapatkan gelar unicorn setelah menerima total dana 550 juta Dollar Amerika Serikat dari konsormiun delapan investor.
Delapan investor itu dipimpin oleh Sequoia Capital dan Warburg pada tahun 2016.
Valuasi Go-Jek pun menerima dana tambahan sebesar 1,2 miliar Dollar Amerika Serikat dari perusahaan besar Cina, Tencent Holdings dan JD.com.
Baca: Bukalapak, Start-up Unicorn di Indonesia Ini Mencoba Capai Decacorn, Kasta Lebih Tinggi
Hal itu membuat Go-Jek memiliki dana total sebesar 1,75 miliar Dollar Amerika Serikat dan menjadikannya berada di posisi strata tertinggi di antara empat unicorn di Indonesia.
Terlebih lagi, baru-baru ini Go-Jek resmi meluncurkan layanannya di Vietnam dan Thailand sebagai gelombang pertama ekspansi internasional.
Go-Jek memperoleh investasi sebesar 500 juta Dollar Amerika Serikat yang kemudian dialokasikan untuk ekspansi internasional.
*Biografi Singkat
Go-Jek berdiri pada tahun 2010 dan didirikan oleh Nadiem Makarim.
Nadiem Anwar Makarim lahir di Singapura, 4 Juli 1984 atau saat ini tengah berusia 34 tahun.
Nadiem Anwar Makarim merupakan seorang pengusaha Indonesia.
Dia merupakan pendiri serta CEO Go-Jek, sebuah perusahaan transportasi dan penyedia jasa berbasis daring.
Baca: Kiprah & Karier CEO Bukalapak, Achmad Zaky Pernah Raih Satyalancana Wira Karya dari Presiden Jokowi
Nadiem Anwar Makarim adalah seorang anak yang lahir dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri.
Ayahnya adalah seorang aktivis dan pengacara terkemuka yang berketurunan Minang-Arab.
Sedangkan ibunya merupakan penulis lepas, putri dari Hamid Algadri, salah seorang perintis kemerdekaan Indonesia
*Karier Nadiem Anwar Makarim
- Tahun 2006
Nadiem memulai kariernya sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company.
Setelah memperoleh gelar MBA, ia terjun sebagai pengusaha dengan mendirikan Zalora Indonesia.
Di perusahaan tersebut ia juga menjabat sebagai Managing Editor.
Setelah keluar dari Zalora, ia kemudian menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus mengembangkan Go-Jek yang telah ia rintis sejak tahun 2011.
Saat ini Go-Jek merupakan perusahaan rintisan terbesar di Indonesia.
Pada bulan Agustus 2016, perusahaan ini memperoleh pendanaan sebesar USD 550 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun dari konsorsium.
2. Tokopedia
Tokopedia mendapatkan pendanaan paling besarnya pada tahun lalu ketika menerima total dana 1,1 miliar Dollar Amerika Serikat dari Alibaba.
Tokopedia menjadi unicorn setelah enam tahun beroperasi, hampir sama seperti Go-Jek.
Mereka telah mengumpulkan 9 kali pendanaan sejak 6 Februari 2009.
*Biografi Singkat William Tanuwijaya
William Tanuwijaya mendirikan Tokopedia pada tahun 2009 dan menjadi perusahaan rintisan kedua di Indonesia yang mendapatkan gelar unicorn.
William Tanuwijaya merupakan pria kelahiran Pematang Siantar, 11 November 1981 atau saat ini tengah berusia 37 tahun.
Ia merupakan seorang pengusaha Indonesia yang juga merupakan pendiri Tokopedia, platform jual beli online di Indonesia.
William yang kala itu baru lulus SMA merantau ke Jakarta untuk mengenyam pendidikan yang lebih baik, mengikuti keinginan Ayah dan Pamannya.
Baca: Unduh Aplikasi FITCO, Cukup Jalan kaki Bakal Diganjar Voucher Diskon
*Karier William Tanuwijaya
- Tahun 2003
William Tanuwijaya lulus kuliah dan bekerja bergabung dengan Google dan Facebook.
- Tahun 2006
Bekerja sebagai IT & Bussiness Development Manager di Indocom Mediatama.
- Tahun 2007
Mulai muncul ide untuk mengembangkan Tokopedia.
Karena tidak punya modal ia kemudian mengajak temannya Leontinus Alpha Edison.
-Tahun 2009
Berkat kegigihannya dalam meyakinkan orang-orang untuk bergabung dengan Tokopedia akhirnya pada tahun ini Tokopedia resmi dapat di jalankan.
3. Bukalapak
Tahun lalu, perusahaan telah mencapai penilaian lebih dari 1 miliar Dollar Amerika Serikat.
Meski terlihat tidak terlalu gencar mencari pendanaan di tahun 2018, Bukalapak terakhir kali mendapat putaran pendanaan Series C pada 17 November 2018.
Bukalapak baru lima kali mendapat putaran pendanaan salah satunya dari EMTEK Group di tahun 2015.
Hal ini tetap membuatnya menjadi salah satu empat perusahaan baru unicorn di Indonesia.
Baca: CEO Bukalapak Cuitkan Presiden Baru, Pendukung Jokowi Ramai Pasang Tagar #uninstallbukalapak
Pasalnya, Achmad Zaky menolak membagikan identitas investor namun ia menekankan bahwa semua investor adalah lokal karena tujuannya untuk tidak membiarkan perusahaannya jatuh ke dalam manajemen investor asing.
Bukalapak juga mendirikan usaha patungan dengan Ant Financial untuk melayarkan layanan pembayaran seluler berbasis Black Berry Messenger di Indonesia.
Selain EMTEK Group, Bukalapak juga memiliki 500 Startups, GREE Ventures, dan Queens Bridge Venture Partner sebagai investornya.
*Biografi Singkat Achmad Zaky
Bukalapak didirikan oleh Achmad Zaky pada tahun 2010.
Bernama lengkap Achmad Zaky merupakan pria yang lahir di Sragen, Jawa Tengah pada 24 Agustus 1986 atau saat ini tengah berusia 32 tahun.
Achmad Zaky merupakan seorang pengusaha asal Indonesia yang bergerak di bidang internet.
Ia merupakan pendiri sekaligus CEO dari situs e-commerce Bukalapak.com, sebuah perusahaan E-Commerce Indonesia berbasis marketplace C2C yang berfokus pada pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM)
*Pendidikan Achmad Zaky
- Tahun 1997
saat Achmad Zaky bersekolah dasar ia sudah mengenal dunia teknologi.
Pasalnya pada tahun tersebut salah satu pamannya membelikan komputer dan buku-buku yang berhubungan dengan pemrograman.
Ketika mengenyam pendidikan di SMA Negeri 1 Solo, dia mendapat kesempatan untuk mewakili sekolahnya di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang komputer dan menang hingga tingkat nasional.
Baca: Penjelasan Soal Unicorn, Industri 4.0 Hingga Palapa Ring Istilah yang Sering Disinggung saat Debat
- Tahun 2004
Zaky melanjutkan studinya di jurusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung.
Di bidang akademis, Zaky sempat mendapat IPK 4.00 di semester pertama
- Tahun 2007
Achmad Zaky menjuarai kompetisi Wireless Innovation Contest & menyabet gelar juara II
- Tahun 2008
Zaky juga mendapatkan Merit Award pada kompetisi INAICTA (Indonesia ICT Awards)
*Awal Karier Achmad Zaky
Sewaktu di ITB Achmad Zaky mendapatkan tawaran untuk mengerjakan Software Quickcount pemilu dengan nilai 1,5 juta untuk sebuah stasiun televisi nasional.
Lulus dari ITB ia kemudian memberikan perusahaan bernama Suitama.
Kemudain Zaky sempat mendirikan usaha Mie Ayam namun bangkrut.
Hingga akhirnya pada tahun 2010 Achmad Zaky mendirikan Bukalapak.com
Pada tahun 2011, sudah ada sekitar 10.000 pedagang yang bergabung di Bukalapak.
Pertumbuhan Bukalapak yang sangat pesat menarik minat banyak investor untuk menanamkan modal di Bukalapak.
Beberapa di antaranya adalah 500 Startups, Batavia Incubator, IMJ Investment, dan juga Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK Group)
*Penghargaan Achmad Zaky
Achmad Zaky menerima Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya pada 21 Juli 2016 yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Jambi.
Tanda Kehormatan ini merupakan penghargaan negara yang diberikan oleh Presiden atas jasa dan darma bakti seseorang kepada bangsa dan negara sehingga bisa dijadikan teladan bagi orang lain.
Achmad Zaky (CEO Bukalapak), Fajrin Rasyid (CFO Bukalapak) berhasil lolos dalam seleksi International Selection Panel (ISP) Endeavor ke-63 di Dubai sebagai entrepreneur Indonesia yang sukses.
Dengan lolosnya mereka menjadi ISP Endeavor, mereka telah resmi menjadi Endeavor Entrepreneur.
Dari sinilah Achmad Zaky bertemu dengan beberapa perusahaan sekelas dunia seperti LinkedIn, Omidyar (network yang didirikan oleh pemilik eBay), Amazon.com, Microsoft, Google dan masih banyak lagi.
Kini Bukalapak telah berkembang dengan pesat, dan dianggap berhasil menjadi high impact enterprise di Indonesia melalui bisnis marketplace online.
Bukalapak ingin mendorong para UKM agar dapat memanfaatkan teknologi seperti internet untuk dapat memperluas pangsa pasar mereka.
Para UKM dapat berjualan secara profesional dengan memanfaatkan platform Bukalapak, dan tentunya dengan sistem yang lebih aman dan terpercaya baik bagi para pelapak maupun para pembeli.
4. Traveloka
Kini Traveloka menjadi startup Indonesia keempat yang menjadi unicorn.
Mereka mendapatkan gelar itu setelah mendapatkan suntikan dana pada tahun 2016 dan 2017 dari Expedia, East Ventures, Hillhouse Capital Group, JD.com, dan Sequoia Capital.
Traveloka mendapatkan total dana sebesar 500 juta Dollar Amerika Serikat.
Tercatat 4 kali putaran pendanaan semenjak 12 November 2017.
Putaran pendanaan terakhir yang dilakukan oleh Traveloka yakni pada 27 Juli 2017 dengan investor Expedia sebesar 350 juta Dollar Amerika Serikat.
Traveloka dianggap perusahaan dengan pertumbuhan tercepat yang mendapatkan gelar unicorn setelah lima tahun beroperasi.
Traveloka juga resmi meluncurkan layanan terbarunya yaitu Pay Later yang memungkinkan pengguna mendapatkan perjalanan yang aman dan nyaman melalui angsuran pembayaran yang fleksibel dengan suku bunga rendah.
Tak hanya itu, Traveloka kini menjadi salah satu startup Indonesia yang berekspansi ke Asia Tenggara mulai dari Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, hingga Vietnam.
*Biografi Singkat Ferry Unardi
Traveloka didirikan oleh Ferry Unardi bersama dua temannya pada tahun 2012.
Ferry Unardi (lahir di Padang, 16 Januari 1988; umur 31 tahun) merupakan seorang pengusaha Indonesia yang juga merupakan pendiri situs web Traveloka.
Ferry cukup berani memulai debutnya di industri e-ticketing pada usia 23 tahun atau pada 2012 silam.
Background dirinya bersama rekan sebagai engineer, membuat sangat pas untuk mengembangkan sistemnya, mulai dari analisis e-commerce-nya, sistem enterprisenya, coding dan sebagainya.
Pada awal launching, Ferry mengaku sama sekali tidak ada maskapai yang bekerja sama dengannya.
Namun, seiring dengan kemajuan traffic website-nya, maskapai – maskapai tersebut mulai melirik, dan bekerja sama di mana setiap transaksi kita diberikan share profit sebesar 5 persen.
(Tribunnews.com/Umar Agus W/ Natalia Bulan R P)