Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Salat Jumat Pertama setelah Aksi Teror di Christchurch, Anggota Geng Motor Berjaga di Luar Masjid

Salat Jumat Pertama setelah Aksi Teror di Christchurch, Anggota Geng Motor Berjaga di Luar Masjid agar Para Jemaah Bisa Beribadah dengan Tenang

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Salat Jumat Pertama setelah Aksi Teror di Christchurch, Anggota Geng Motor Berjaga di Luar Masjid
Kolase Tribunnews/Natalie Akoorie/Instagram
Salat Jumat Pertama setelah Aksi Teror di Christchurch, Anggota Geng Motor Berjaga di Luar Masjid agar Para Jemaah Bisa Beribadah dengan Tenang 

Salat Jumat Pertama setelah Aksi Teror di Christchurch, Anggota Geng Motor Berjaga di Luar Masjid agar Para Jemaah Bisa Beribadah dengan Tenang

TRIBUNNEWS.COM - Anggota geng motor di Selandia Baru berkumpul di luar masjid untuk menunjukkan solidaritas mereka atas aksi teror di Christchurch Jumat minggu lalu.

Seperti yang dilansir oleh Daily Mail, anggota geng Mongrel Mob menampilkan tarian haka di luar masjid Jamia di Hamilton, North Island pada Jumat (23/3/2019).

Minggu lalu, Mongrel Mob memang telah berjanji akan berjaga di luar masjid dan melindungi umat muslim yang akan beribadah salat Jumat hari ini.

Dengan pakaian khas mereka, t-shirt, topi merah dan kaca mata hitam, anggota geng menari tarian haka serta berdiri dan berjaga di luar masjid saat ibadah dimulai.

Anggota Mongrel Mob menari tarian haka di luar masjid di Hamilton
Anggota Mongrel Mob menari tarian haka di luar masjid di Hamilton (Natalie Akoorie)

Aksi solidaritas para geng motor dihujani tepuk tangan oleh para jamaah sebelum mereka masuk ke dalam masjid.

Azan terdengar pukul 1.30 siang waktu setempat dan diikuti keheningan selama 2 menit kemudian.

Berita Rekomendasi

Imam Gamal Fouda memberi kata sambutan dengan berkata 50 orang mati syahid dan darah mereka menyirami bibit harapan.

Anggota geng berpose
Anggota geng berpose (Instagram)

Ketua Mongrel Mob, Sonny Fatu, berkata ada 3 alasan mereka melakukan aksi tersebut.

Pertama, Sonny Fatu menyatakan mereka memiliki saudara-saudara dan keluarga yang menjalani ajaran Islam.

Kedua, Mongrel Mob sebagai komunitas memilki tugas untuk ada saat dibutuhkan.

Ketiga, Sonny Fatu menyatakan bahwa polisi pasti akan sangat terbantu dengan hadirnya mereka.

Anggota geng menari tarian haka
Anggota geng menari tarian haka (Facebook)
Anggota Mongrel Mob memenuhi halaman masjid Jamia
Anggota Mongrel Mob memenuhi halaman masjid Jamia (Twitter)

Setelah ibadah salat Jumat selesai, kerumunan besar berkumpul di sekitar geng bersorak dan bertepuk tangan.

Banyak jemaah yang memeluk anggota geng, berjabat tangan, membungkuk dan mengambil foto bersama mereka.

Anggota Mongrel Mob dan hemaah saling berpelukan
Anggota Mongrel Mob dan hemaah saling berpelukan (Natalie Akoorie)

Fatu mengatakan penerimaan terhadap kehadiran gengnya sangat luar biasa.

"Keramahan ini menunjukkan bahwa ada orang yang melihat hal baik yang kita lakukan.

Anda tahu, semua orang begitu terpaku pada hal-hal negatif dan buruk.

Jadi, alangkah baiknya untuk dapat melakukan sesuatu yang benar dan disadari.

Karena sakitnya sama untuk semua orang."

Anggota Geng Motor Mongrel Mob Berjanji Akan Berdiri di Luar Masjid Selandia Baru untuk Lindungi Para Jemaah agar Mereka Bisa Beribadah tanpa Rasa Takut

Beberapa hari berlalu sejak aksi penembakan brutal di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru Jumat lalu, anggota geng motor dari Mongrel Mob, Waitkato menunjukkan aksi solidaritas mereka dengan membuat suatu rencana.

Anggota geng Mongrel Mob Waitkato telah berjanji akan berdiri di luar masjid di Hamilton, Selandia Baru, pada ibadah salat Jumat hari ini.

Seperti yang dilansir oleh Daily Mail, pemimpin Mongrel Mob Waitkato, Sonny Fatu, telah menawarkan untuk melindungi masjid Jamia di Hamilton, sebagai bentuk solidaritas agar umat muslim bisa beribadah salat Jumat tanpa rasa takut.

Mongrel Mob, bersama dengan geng motor lain, telah bergabung bersama untuk menunjukkan keprihatinan mereka atas serangan yang menewaskan 50 orang tersebut.

BACA : Imam Masjid Selandia Baru Berbicara pada Media untuk Pertama Kali: Saya Tak Percaya Saya Masih Hidup

Ketua Mongrel Mob, Sonny Fatu (kiri) menawarkan bantuan untuk melindungu masjid Jamia di Hamilton, NZ.
Ketua Mongrel Mob, Sonny Fatu (kiri) menawarkan bantuan untuk melindungi masjid Jamia di Hamilton, NZ. (Stuff)

"Kami akan mendukung dan melindungi saudara-saudara Muslim kami kapanpun mereka membutuhkan mereka," ungkap Sonny Fatu.

"Kami dihubungi seseorang dan diberitahu beberapa saudara Muslim kami ketakutan saat akan menjalani ibadah salat Jumat mendatang."

"Kami pun menawarkan apakah kami bisa menjadi bagian tim keamanan agar mereka bisa beribadah tanpa rasa takut."

BACA : Cerita Seorang Korban Selamat di Penembakan Masjid di New Zealand: Aku Tidak Bisa Selamatkan Temanku

Ketua Asosiasi Muslim di Waikato, Dr Asad Mohsin, berkata ia sangat menghargai dukungan yang diberikan meski mereka berbeda.

Ia berkata tidak melihat anggota geng itu sebagai gangster yang jahat.

"Kami menghargai mereka sebagai seorang manusia dan kami menghargai bahwa mereka menghargai kami juga," ucap Dr Asad Mohsin.

Sonny Fatu berjanji bahwa gengnya akan mengawal dengan tenang.

Sejauh ini, anggota geng Black Power, Mongrel Mob, Hells Angels, dan King Cobras telah ambil bagian untuk menghormati para korban yang meninggal minggu lalu.

Minggu lalu, 10 anggota Black Power, berkumpul di dekat pos polisi masjid Al Noor di Christchurch untuk menampilkan tarian haka.

rizwanullah270/Twitter
rizwanullah270/Twitter 

Di Sydney, angggota Mongrel Mob juga terlihat melindungi tempat ibadah umat Muslim.

Baca: Teroris Penembakan Dua Masjid di Selandia Baru Ditangkap Saat Menuju Lokasi ke Tiga

Si Selandia Baru, organiser Jude Fippard membuat acara di Facebook yang bernama "NZ Stand Together".

Acara tersebut mengundang orang-orang di seluruh dunia untuk menjadi bagian dalam pembuatan 'rantai manusia' untuk menunjukkan kasih sayang dan dukungan.

Acara itu diadakan di sekitar masjid-masjid lokal pada Jumat, 22 Maret mendatang.

Baca: Pemakaman Pertama Korban Penembakan di Selandia Baru telah Dilakukan

Seperti yang dirangkum oleh Daily Mail (19/3/2019), kepolisian Selandia Baru mengungkapkan telah mengidentifikasi 21 dari 50 korban yang terbunuh pada aksi teror Jumat lalu.

Jenazah kini telah siap untuk dijemput keluarga masing-masing, ungkap Komisaris polisi Selandia Baru, Mike Bush, Selasa pagi.

Sekitar 120 petugas forensik diterjunkan untuk proses identifikasi yang telah dimulai sejak Jumat lalu.

50 orang terbunuh dan 50 lainnya terluka.

Brenton Tarrant (28) asal Australia, telah ditahan atas serangan tersebut.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas