Pendakian Gunung Sumbing via Desa Butuh, Magelang: Keindahan Hakiki di Jalur Sejati
Berikut catatan pendakian Gunung Sumbing via Desa Butuh, Magelang: Menikmati keindahan hakiki di jalur sejati.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Daryono
Tak lama kemudian, kami sampai di basecamp dan disambut Kepala Dusun (Kadus) Butuh, Lilik yang mempersilakan kami beristirahat di rumahnya.
Baca: Viral Video Puncak Gunung Galunggung Keluarkan Air Deras, Begini Penjelasan BPBD Tasikmalaya
Ya, Lilik menjadikan rumahnya sebagai basecamp atau titik mula bagi mereka yang ingin mendaki Gunung Sumbing.
Kami pun rehat sejenak di basecamp untuk sarapan serta kembali menata ulang perlengkapan yang hendak dibawa.
Setelah semuanya siap, kami meminta izin untuk berangkat mendaki sekitar pukul 10.30 WIB.
Kami juga membayar retribusi Rp 10 ribu per orang dan mendapat sedikit pembekalan dari Lilik tentang jalur yang akan dilewati.
Saat menanyakan adakah peta jalur pendakian, Lilik meminta kami memfoto gambar peta yang tertempel di depan pintu.
"Semula, kami membuat peta kertas untuk pendaki, tapi karena malah bikin sampah," ujarnya.
Trek pertama yang kami lalui untuk sampai ke Pos 1 adalah jalur batu yang ditata alias makadam dan bersisian dengan ladang milik warga.
Jarak yang akan ditempuh dari basecamp hingga Pos 1 yaitu 1,6 Km dengan ketinggian sekitar 200 meter.
Lagi-lagi keramahan warga menyambut dan menjadi semangat kami untuk menyelesaikan jalur pendakian awal yang langsung menguras fisik.
Tak terhitung berapa kali kami harus berhenti, mengatur ritme, dan napas atau sekadar meluruskan kaki.
Hingga tibalah kami di ujian pertama yaitu anak tangga dari batu yang dijuluki Tanjakan PHP.
Disebut demikian, karena setelah tanjakan pertama, masih ada tanjakan lain yang menanti hingga tiba di Pos 1.
Dengan ritme jalan yang begitu santai, kami tiba di Pos 1 dalam waktu 1,5 jam.