Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pendakian Gunung Sumbing via Desa Butuh, Magelang: Keindahan Hakiki di Jalur Sejati

Berikut catatan pendakian Gunung Sumbing via Desa Butuh, Magelang: Menikmati keindahan hakiki di jalur sejati.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Daryono
zoom-in Pendakian Gunung Sumbing via Desa Butuh, Magelang: Keindahan Hakiki di Jalur Sejati
TRIBUNNEWS.COM/SRI JULIATI
Kawah Gunung Sumbing yang disebut Segoro Banjaran difoto dari dari Puncak Selo Konten Gunung Sumbing di Dusun Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang. 

Meski demikian, pendaki tetap harus berhati-hati kala menyeberangi sungai-sungai tersebut, terlebih saat musim hujan seperti sekarang.

Sebab, bukan tidak mungkin, debit aliran sungai membesar hingga menutup bebatuan yang bisa menjadi pijakan untuk melangkah.

Setelah berjalan selama 1,5 jam, akhirnya Tribunnews berhasil mencapai camp area di Pos 3.

Menimbang kondisi cuaca dan fisik masing-masing personel, kami pun memutuskan untuk berkemah di Pos 3.

Camp area Pos 3 ada di dua lokasi yang berdekatan dan mampu menampung puluhan tenda serta ada mata air!

Saat itu, hanya kamilah yang baru sampai di Pos 3 dan langsung mendirikan tenda sebelum hujan mengguyur.


Pendaki melintas di jalur pendakian menuju Pos 3 Gunung Sumbing di Desa Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang.
Pendaki melintas di jalur pendakian menuju Pos 3 Gunung Sumbing di Desa Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang. (TRIBUNNEWS.COM/SRI JULIATI)

Beruntung, tak lama tenda berdiri, hujan turun dengan derasnya disertai badai dan petir dari sore hingga malam.

Berita Rekomendasi

Setelah mengisi perut, kami pun jatuh tertidur di pelukan tanah Gunung Sumbing, berteman dengan badai khas Gunung Sumbing yang terkenal ganas.

Keesokan harinya, Matahari masih begitu malu untuk menampakkan diri ditambah dengan kabut yang terus turun.

Kondisi cuaca ini sempat membuat Tribunnews ragu untuk melanjutkan perjalanan ke puncak.

Seorang kawan pun meminta agar menunggu hingga pukul 07.00 WIB.

Bila cuaca tak kunjung membaik, lebih baik turun.

Bak gayung bersambut, kabut perlahan-lahan menghilang, berganti sinar Matahari yang menuntun Tribunnews menuju jalur puncak Gunung Sumbing.


Pemandangan pagi hari saat cuaca cerah di Gunung Sumbing di Desa Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang.
Pemandangan pagi hari saat cuaca cerah di Gunung Sumbing di Desa Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang. (TRIBUNNEWS.COM/SRI JULIATI)

Setelah Pos 3 terdapat tebing bebatuan yang cukup curam dan langsung bersisian dengan jurang.

Artinya, salah menepakkan kaki di pijakan tipis tebing bisa berakhir dengan tergelincir di jurang.

Kami pun berkonsentrasi penuh melewati jalur ini, satu per satu, meski dalam hati, jantung terus berdegup kencang.

Setelah itu, kami kembali menyeberangi sungai untuk melanjutkan perjalanan menuju Pos 4 sejauh 1,5 Km.

Jalur menuju Pos 4 berupa trek tanah dengan banyak tanjakan yang cukup curam.

Tak ayal, tangan lebih sering digunakan untuk membantu menyeret tubuh.

Sama seperti tiga pos sebelumnya, rasanya tak habis-habis menelusuri jalur pendakian menuju Pos 4.


Pendaki melintas di aliran sungai jalur pendakian menuju Pos 4 Gunung Sumbing di Desa Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang.
Pendaki melintas di aliran sungai jalur pendakian menuju Pos 4 Gunung Sumbing di Desa Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang. (TRIBUNNEWS.COM/SRI JULIATI)

Setelah menjejakkan kaki di satu punggung bukit, kembali dihadapkan bukit lain lagi, seperti itu terus hingga tak terasa kaki sudah berada di Pos 4.

Pos 4 yang berada di ketinggian 2.983 mdpl ditandai dengan satu-satunya pohon yang kokoh berdiri walau kerap dihantam badai ganas khas Gunung Sumbing.

Pos 4 juga menjadi area terakhir bagi pendaki untuk mendirikan tenda lantaran lahannya yang cukup luas serta memiliki view hamparan lautan awan.


Pos 4 Gunung Sumbing di Desa Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang.
Pos 4 Gunung Sumbing di Desa Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang. (TRIBUNNEWS.COM/SRI JULIATI)

Tak lama meluruskan kaki, seorang rekan mengajak Tribunnews.com untuk kembali mendaki menuju Puncak Gunung Sumbing yang begitu dekat di mata, tapi jauh di kaki.

Kali ini, jarak yang akan ditempuh sekitar 1,2 Km dengan elevasi sekitar 388 meter.

Jalur menuju puncak Gunung Sumbing berupa trek tanah bercampur pasir dengan tanjakan yang lagi-lagi sangat menguras tenaga.

Berbeda dari trek sebelumnya yang lebih banyak mlipir di punggungan bukit, jalur yang dilalui, tegak lurus langsung menuju puncak.

Baru menjejakkan 10 langkah, kaki meminta break sembari sesekali beristirahat di bawah pohon.

Ingin rasanya berhenti, sampai di sini, tapi Puncak Gunung Sumbing yang gagah seakan mengajak kami untuk menikmati keindahannya.

Hingga akhirnya, kami memantapkan langkah dan niat untuk mendaki hingga puncak, apalagi saat itu, cuaca sedang cerah-cerahnya.


Jalur pendakian menuju puncak Gunung Sumbing di Dusun Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang.
Jalur pendakian menuju puncak Gunung Sumbing di Dusun Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang. (TRIBUNNEWS.COM/SRI JULIATI)

Jelang Puncak Gunung Sumbing, terdapat percabangan yang akan mengarahkan pendaki ke puncak atau kawah.

Sesuai dengan niat, Tribunnews.com memilih jalur menuju ke puncak dan melewati baru besar terakhir yang membawa kami ke puncak.

Sebelum sampai, kembali ada percabangan yang keduanya juga sama-sama mengarah ke puncak Gunung Sumbing.

Ya, tak seperti gunung lain yang memiliki satu puncak, Gunung Sumbing memiliki beberapa puncak yang mengelilingi bagian kawah dan bisa ditempuh dari berbagai jalur.

Bila naik Desa Butuh, Desa Mangli, dan Desa Adipura, Kecamatan Kaliangkrik, ada dua puncak Gunung Sumbing, yaitu Puncak Sejati dan Puncak Selo Konten.

Jarak antara kedua puncak ini sebenarnya sangat dekat, tapi menimbang waktu dan kemudahan akses, kami memilih untuk mencapai Puncak Selo Konten saja.


Puncak Sejati difoto dari Puncak Selo Konten Gunung Sumbing di Dusun Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang.
Puncak Sejati difoto dari Puncak Selo Konten Gunung Sumbing di Dusun Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang. (TRIBUNNEWS.COM/SRI JULIATI)

Ketinggian kedua puncak Gunung Sumbing tersebut juga tak jauh berbeda dan sama-sama menawarkan lanskap menawan.

Yang sudah pasti, kawah Gunung Sumbing berupa kawasan sabana bernama Segoro Banjaran yang berada di bawah.

Lantas panorama gunung di Jawa Tengah, meliputi Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, hingga Lawu yang nun jauh di sana.

Jangan lupa juga panorama Magelang serta beberapa wilayah di sekitarnya yang begitu memanjakan mata.

Dengan pemandangan ala 360 derajat, pendaki bisa melihat semua keindahan ini hanya dengan memutar badan.

Syukur pun kami panjatkan sebab akhirnya bisa menapakkan di tanah tertinggi ketiga di Pulau Jawa.

Cuaca Gunung Sumbing yang cepat berubah membuat kami enggan berlama-lama di puncak.

Sebentar cerah, tak lama kemudian kabut turun, demikian yang kami alami sepanjang hari kemarin hingga perjalanan menuju puncak.

Setelah meluruskan kaki, makan camilan yang telah dibawa, dan berfoto, Tribunnews.com memutuskan turun.


Kawah Gunung Sumbing yang disebut Segoro Banjaran difoto dari dari Puncak Selo Konten Gunung Sumbing di Desa Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang.
Kawah Gunung Sumbing yang disebut Segoro Banjaran difoto dari dari Puncak Selo Konten Gunung Sumbing di Desa Butuh, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang. (TRIBUNNEWS.COM/SRI JULIATI)

Benar, setengah jam tak lama setelah turun dari puncak, kabut yang membawa air mulai menutup sebagian wilayah dan tak lama kemudian, berganti dengan hujan.

Hujan terus mengguyur hingga kami turun dan berhasil kembali ke basecamp Desa Butuh dengan selamat, tak kurang suatu apapun. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas