Polemik Gerakan Indonesia Tanpa Feminis, Ini Tanggapan Influencer, Para Perempuan, hingga Aktivis
Belakangan, media sosial digegerkan dengan akun Instagram bernama Indonesia Tanpa Feminis. Ini pendapat influencer, para perempuan hingga aktivis.
Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Sri Juliati
"Kalau gue pribadi, gue itu nggak setuju dengan konsep LGBT itu sendiri. Karena gue itu muslim, kan. Itu tu kaya', somehow tidak sesuai dengan ajaran agama gue."
"Terus gue juga nggak setuju kalau gender itu fluid (terpilah, bercabang - red). Di sini konsepnya ya maksudnya, bukan orangnya," kata Gitasav beropini.
Gitasav mengaku, dirinya memiliki banyak teman LGBT.
"Kalau gue sih, temen gue yang LGBT banyak. They're nice people. I have no problem with them, we can still have conversation (mereka orang baik, dan aku tidak memiliki masalah dengan mereka, kita masih bisa ngobrol)," lanjutnya.
Perlu diketahui, Gitasav tinggal di Jerman sehingga memiliki banyak teman dari berbagai negara, bukan hanya orang Indonesia.
Tak hanya Gitasav, Paul juga menyampaikan opininya mengenai gerakan Indonesia tanpa feminis ini.
Paul menyampaikan pendapatnya mengenai penyebab adanya miskonsepsi yang menghaitkan feminis dengan LGBT.
"Dan menurut gue juga, kenapa feminis sering dikaitkan dengan LGBT karena memang gerakan feminis dan LGBT, keduanya adalah gerakan yang masih minoritas di Indonesia," pendapat Paul.
Paul menilai, sesama gerakan yang masih minoritas, biasanya saling membantu, sehingga memunculkan persepsi, orang yang pro feminis pasti pro dengan LGBT.
Baca: Gerakan Aktivis Reformis Bela Indonesia: Pemerataan Ekonomi Era Jokowi Berhasil
Video berdurasi 33 menit 22 detik tersebut secara keseluruhan berisi reaksi terhadap kiriman-kiriman akun Instagram Indonesia tanpa feminis.
"Ada nilai-nilai dari feminisme yang sebenarnya bisa berjalan bersama dengan ajaran agama Islam, gitu," kata Paul di menit ke 15.
Pendapat tersebut disampaikan Paul dalam menanggapi kiriman akun Indonesia tanpa feminis yang membahas kesetaraan gender yang dikaitkan dengan ajaran Islam.
Melalui Instagram story, seorang warganet pemilik akun @asghar.id bereaksi terhadap pendapat Gitasav dan Paul tersebut.
Instagram story tersebut kemudian dibagikan ulang oleh akun Indonesia tanpa feminis.