Gunung Agung Kembali Erupsi pada Kamis Malam, Tinggi Kolom Abu 2.000 Meter dari Puncak
Gunung Agung kembali erupsi pada Kamis (11/4/2019) malam. Pada erupsi kali ini, tinggi kolom abu vulkanik mencapai 2.000 meter dari puncak.
Penulis: Daryono
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Gunung Agung kembali erupsi pada Kamis (11/4/2019) malam.
Menurut keterangan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, erupsi Gunung Agung terjadi pada pukul 18.47 WIB.
Pada erupsi kali ini, tinggi kolom abu vulkanis mencapai 2.000 meter dari puncak.
Kolom abu vulkanis berwarna kelabu, intensitas tebal.
Adapun arah angin, lanjut Sutopo, condong ke arah barat.
Baca: Hujan Abu Akibat Gunung Agung Erupsi Dinihari Tadi
Sutopo menegaskan, status Gunung Agung saat ini masih waspada dan tidak boleh ada aktivitas dalam radius 4 km.
Meski Gunung Agung erupsi, Sutopo mengatakan kondisi Bandara Ngurah Rai aman.
Keterangan Sutopo itu disampaikan melalui akun twitternya, @Sutopo_PN.
"Gunung Agung erupsi dengan tinggi kolom abu vulkanik 2.000 meter dari puncak pada 11/4/2019 pukul 18.47 WITA. Kolom abu vulkanik berwarna kelabu, intensitas tebal, angin condong kearah Barat.
Status Siaga. Tidak boleh ada aktivitas di dlm radius 4 km. Bali aman. Bandara normal," tulis Sutopo.
Untuk diketahui, erupsi Gunung Agung hari ini bukan kali pertama.
Pada Kamis (4/4/2019) pekan lalu, Gunung Agung juga erupsi.
Dari laporan pos pengamatan Gunungapi Agung saat itu, erupsi menimbulkan semburan abu setinggi 5,1 kilometer.
Kolom abu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Selain semburan abu, gemuruh erupsi Gunung Agung juga terdengar sampai Pos Rendang, Bali.
Sebanyak 5000-an Panel Surya Terpapar Abu Vulkanik Gunung Agung
Erupsi Gunung Agung, Kamis (4/4/2019) dini hari menyebabkan dampak hujan abu vulkanik hingga wilayah Kabupaten Bangli.
Seperti di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Dusun Bangklet, Desa Kayubihi, paparan abu vulkanik kembali menutupi seluruh panel surya di areal ini.
Berdasarkan pantauan Tribun Bali di lokasi, seorang petugas PLTS terlihat membersihkan panel-panel surya yang terpapar abu vulkanik, menggunakan semprotan air serta menggosoknya dengan alat sejenis kain pel.
Pegawai PLTS lainnya, I Nengah Cahyadi mengatakan, ini merupakan kali kedua paparan abu vulkanik menutup seluruh panel suryayang berjumlah 5004 panel, terhitung sejak erupsi pada tahun 2018 lalu.
“Paparan abu vulkanik pada hari ini diketahui sekitar pukul 07.00 Wita, dengan ketebalan abu mencapai 1 milimeter,” ucapnya.
Cahyadi tak memungkiri, tertutupnya panel surya oleh abu vulkanik Gunung Agung, berpotensi menurunkan jumlah daya listrik yang mampu dihasilkan oleh PLTS Bangli.
Katanya, jika pada cuaca normal seluruh panel bisa menghasilkan daya listrik hingga 3000 kwh, dengan tertutupnya panel diperkirakan hanya mampu menghasilkan daya sekitar 1500 hingga 2000 kwh per hari.
Baca: Gunung Agung Erupsi, Sejumlah Desa Terpapar Abu Vulkanik
“Kondisi ini dipengaruhi pula dengan cuaca mendung,” katanya.
Ia menambahkan, pembersihan panel surya hanya menggunakan air tanpa menggunakan bahan kimia lain seperti detergen.
Setelah abu vulkanik disemprot, kemudian digosok menggunakan kain khusus yang memiliki tekstur halus sehingga tidak merusak panel.
Selain itu, sambung Cahyadi, pembersihan panel juga perlu mematikan inverter untuk mengantisipasi berbagai kejadian lain yang tidak diinginkan.
“Pembersihan ini dilakukan per satu baris, di mana masing-masing baris terdiri dari 100 panel surya. Sesuai prosedur keselamatan kerja, pembersihan juga perlu mematikan inverter di baris panel surya itu. Memang, ini akan menurunkan jumlah daya yang mampu dihasilkan, namun tidak terlalu signifikan karena pembersihan panel tidak terlalu lama. Pun demikian, inverter pada baris panel lainnya juga tetap hidup dan tetap menghasilkan daya listrik,” katanya.
Di lain sisi, pembersihan ribuan panel surya itu juga masih terkendala dalam hal tenaga.
Pasalnya, jumlah staf di PLTS Bangklet hanya terdapat delapan orang di mana tiga di antaranya merupakan tenaga kebersihan.
Cahyadi menyebut, dengan tiga orang tenaga diperkirakan pembersihan seluruh panel surya membutuhkan waktu selama sepekan.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli, I Ketut Agus Sutapa menyebut paparan abu vulkanik Gunung Agung dilaporkan terjadi di empat desa, dari tiga kecamatan.
Seperti di Kecamatan Kintamani paparan abu vulkanik terjadi di wilayah Dusun Beluhu, Desa Abang Batudinding, dan Kecamatan Tembuku, diketahui terjadi di Desa Bangbang.
Sedangkan di Kecamatan Bangli, sambung Agus, terdapat dua desa yang terpapar abu vulkanik, yakni Desa Landih dan Desa Pengotan.
“Paparan abu vulkanik tidak menyebabkan aktivitas masayrakat terganggu. Mengenai upaya tindak lanjut, kami telah menyediakan masker sebanyak 5000 lembar yang siap didistribusikan ke desa-desa terdampak,” tandasnya.
(Tribunnews.com/Daryono)