Ibu Pertiwi Diperkosa atau Berprestasi? Moeldoko: Saya Sudah Cek di Kapolri, Tidak Ada Pemerkosaan
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional ( TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Moeldoko tanggapi pernyataan Prabowo Subianto bahwa Ibu Pertiwi sedang diperkosa.
Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Fathul Amanah
"Dari 2014 itu 106, 2018 menjadi 73," tegasnya.
Baca: Kampanye Prabowo-Sandi di GBK Membludak, Moeldoko Tak Percaya Massa yang Datang Mencapai Sejuta
Moeldoko menilai hal itu merupakan sebuah upaya keras, yang tak mudah dilakukan dan didapat begitu saja.
"Ini sebuah upaya keras, bukan ujug-ujug (tba-tiba). Emang gampang?" lanjutnya.
Moeldoko kemudian mengatakan bahwa daya saing Indonesia kini membaik.
"Berikut daya saing Indonesia yang membaik, dari 47 menjadi 45," pungkasnya.
Kemudian Najwa Shihab menyinggung alasan Prabowo mengatakan Ibu Pertiwi Diperkosa karena kelakuan elit di Jakarta yang 'bajingan'.
Tak ingin berkomentar Moeldoko justru melimpahkan pertanyaan itu kepada ketua Himpunan Pngusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang kini menjadi anggota TKN Jokowi-Ma'ruf, Bahlil Lahadilia.
Baca: Cerita Diskusi Prabowo dengan Rizal Ramli Soal Hitung-hitungan TDL Bisa Turun dalam 100 Hari Kerja
"Gua nggak ngerti itu. Lu, bilang. Gimana itu yang 'bajingan' itu?" jawab Moeldoko menunjuk Bahlil.
Mendapat pertanyaan itu, Bahlil menilai bahwa dalam menanggapi pernyataan itu diperlukan ahli tafsir bahasa yang tepat.
"Mungkin kita harus cari ahli tafsir bahasa yang tepat agar bisa menerjemahkan apa yang dipikirkan oleh Pak Prabowo. Karena menurut saya ...," jawab Bahlil tersela pertanyaan Najwa Shihab.
"Karena yang Bapak tangkap apa?" tanya Najwa Shihab.
Bahlil kemudian menjawab pertanyaan itu dengan menyampaikan pendapat pribadinya.
"Kalo saya menangkap bahwa itu seolah-olah kekayaan ekonomi ini hanya dikuasai oleh segelintir orang.
Karena dilakukan atas dasar kekuasaan," terang Bahlil berusaha menerjemahkan pernyataan Parbowo.
Baca: Moeldoko Jawab Sindiran Sandiaga: Ini Bukan RBT. Ini Maksudnya