5 Fakta Terbaru Teror Bom di Sri Lanka, Jumlah Korban hingga Kecaman Tokoh Dunia
Berikut Ini 5 Fakta Terbaru Tentang Teror Bom di Sri Lanka, Jumlah Korban hingga Kecaman Tokoh Dunia
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Sri Juliati
Berikut Ini 5 Fakta Terbaru Tentang Teror Bom di Sri Lanka, Jumlah Korban hingga Kecaman Tokoh Dunia
TRIBUNNEWS.COM - Momen Hari Raya Paskah yang berlangsung pada Minggu (21/4/2019) di Kolombo, Ibu Kota Sri Lanka nampaknya menjadi momen berdarah.
Sejumlah gereja dan hotel menjadi sasaran teror bom yang menewaskan ratusan orang dan melukai setidaknya lebih dari 400 orang ketika umat Kristiani menghadiri ibadah Minggu Paskah.
Tiga ledakan terjadi di gereja-gereja Katolik, sementara tiga ledakan lainnya dilaporkan terjadi di hotel mewah seperti Cinnamon Grand dan Kingsbury.
Berikut fakta terbaru tentang teror bom di Sri Lanka yang Tribunnews kumpulkan dari berbagai sumber.
Baca: Paus Fransiskus dan Pemuka Agama Lain Kecam Aksi Bom Saat Misa Paskah Berlangsung Di Sri Lanka
Baca: Pasca serangan di gereja dan hotel, Sri Lanka berlakukan jam malam
1. Tewaskan 207 orang
Rangkaian delapan ledakan bom telah menghancurkan beberapa hotel dan gereja yang sedang mengadakan kebaktian Paskah di negara tersebut.
Peristiwa tersebut pun menewaskan 207 orang, termasuk puluhan warga asing dan 450 lainnya terluka serta 13 orang telah ditangkap terkait peristiwa tersebut.
Dikutip dari Asia Times, seorang pejabat kepolisian mengatakan, ada 35 warga asing yang menjadi korban dan di antaranya menjadi korban tewas.
Beberapa WNA yang menjadi korban berasal dari Inggris, Belanda, dan AS.
Baca: Setidaknya 207 Orang di Sri Lanka Tewas Dalam 8 Ledakan, 7 Orang Ditangkap
Baca: Keuskupan Agung Jakarta Sampaikan Rasa Duka Terkait Aksi Bom di Sri Lanka
2. Kesaksian korban selamat
Seorang saksi yang sedang berada di dekat gereja St Anthony kaget saat mendengar ledakan yang tak jauh dari tempatnya berada.
Ia menjelaskan, setelah bunyi ledakan, ia melihat orang yang memimpin kebaktian keluar dari gereja dan berlumuran darah.
Selain itu, satu keluarga korban melihat, saat terjadi ledakan, atap gereja terjatuh dan menimpa para korban di bawahnya.
Baca: Kecam Teror Bom di Sri Lanka, PBNU Desak PBB Inisiatif Investigasi
3. Polisi endus teror sejak 10 hari sebelum kejadian
Dilansir dari India Today, polisi Sri Lanka telah memperingatkan pemerintah negara sejak 10 hari sebelum ledakan beruntun pada Minggu (21/4/2019).
Peringatan tersebut terkait serangan teroris yang akan menargetkan gereja-gereja terkemuka di seluruh negera tersebut.
Bahkan, badam intelijen asing telah memperingatkan Sri Lanka tentang dugaan aktivitas kelompok radikal.
NJT atau National Thowheeth Jama'ath berencana untuk melakukan serangan bunuh diri yang menargetkan gereja-gereja terkemuka serta komisi tinggi India di Kolombo, kata sebuah agen intelijen asing yang melaporkan.
NJT adalah kelompok Muslim radikan di Sri Lanka yang terkenal pada tahun lalu ketika dikaitkan dengan kejadian pengerusakan beberapa patung Buddha.
4. Tak ada korban WNI
Kementrian Luar Negeri RI menyatakan, tidak ada satu pun korban ledakan berasal dari Indonesia.
Lalu Muhammad Iqbal yang merupakan Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Kemlu RI mengatakan, satu WNI yang berada di Hotel Shangri-La selamat dan telah dievakuasi oleh aparat setempat.
Beberapa WNI yang sedang menginap di hotel tersebut, saat kejadian mereka tidak sedang berada di hotel.
5. Tanggapan tokoh dunia
Atas kejadian yang menimpa Sri Lanka ini, setidaknya sejumlah tokoh dunia mengecap aksi tersebut.
Di antaranya Presiden Joko Widodo, Paus Fransiskus hingga Donald Trump.
Presiden Jokowi melalui akun Instagram resminya menyampaikan duka cita kepada Pemerintah Sri Lanka dan seluruh keluarga korban tewas maupun luka.
Paus Francis mengatakan, kepada puluhan ribu orang di lapangan St. Petrus untuk mendengarkan pesan Minggu Paskahnya.
"Saya belajar dari kesedihan dan kepedihan berita tentang serangan besar-besaran, bahwa hari ini, Paskah, membawa duka dan rasa sakit ke gereja-gereja dan tempat-tempat lain di mana orang berkumpul di Sri Lanka," katanya.
"Saya ingin mengungkapkan kedekatan saya dengan komunitas Kristen, terpukul ketika sedang berkumpul dalam doa, dan kepada semua korban kekerasan kejam seperti itu,"
Baca: Ledakan Bom Sri Lanka, Fakta Polisi Endus Teror 10 Hari Lalu hingga Kelompok Radikal yang Dicurigai
Baca: Penjelasan KBRI tentang Teror Bom yang Guncang Sri Lanka dan Ada Tidaknya WNI yang Jadi Korban
Dikutip dari Al Jazeera, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga mengutuk serangan teroris di Sri Lanka.
Ia mengatakan, AS berbelasungkawa kepada rakyat Sri Lanka dan siap untuk membantu.
(Tribunnews.com/Renald)