Bawa Pengaruh di Musik Indonesia, EdanE Menolak Disebut Legend
Personel EdanE menolak disebut legend. Padahal, karya mereka telah diakui membawa pengaruh positif
Penulis: Willem Jonata
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, AKARTA - Personel EdanE menolak disebut legend. Padahal, karya mereka telah diakui membawa pengaruh positif untuk perkembangan musik di Indonesia. Sejak tahun 1992 mereka tercatat mencetak enam album dan tetap konsisten di jalur musik rock.
"Kami belum merasa legend. Legend kalau di sini (Indonesia) konotasinya adalah tua," ucap Eet Sjahranie, sang gitaris, usai tampil di panggung Indosat, dalam ajang Java Rockin' Land, di Pantai Carnaval, Ancol, Jakarta.
Eet dan kawan-kawan telah berkerja keras selama dua dasawarsa terakhir untuk melahirkan karya-karya terbaiknya. Mereka bahkan mati-matian supaya bertahan di tengah derasnya persaingan industri musik.
"Walau kami sudah kerja keras, mati-matian tapi, masih jauh. Masih banyak yang belum mengenal musik kami," ucapnya. Sampai pada 2002, EdanE merilis album "170 Volt" yang fenomenal itu. Trison Manurung saat itu menjadi vokalis, sebelum digantikan oleh Robbie Matulandi.
"Kau Pikir Kaulah Segalanya" menjadi lagu andalan dalam album tersebut. Sampai sekarang lagu itu masih diingat oleh anak-anak muda. Terbukti saat penampilan Eet Cs di Java Rockin' Land semalam lagu itu menjadi pamungkas. Banyak penonton yang hapal lirik dan ikut menyanyikannya.