Dulu Grup Klantink Ngamen di Terminal, Sekarang di Cafe-cafe
Berjaya di panggung Indonesia Mencari Bakat, grup Klantink memang tak langsung sukses mengorbit. Tapi paling tidak bisa mengamen di cafe-cafe.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk bisa mengorbit jadi penyanyi terkenal harus tinggal di Jakarta. Tuntutan itu pula dirasakan grup musisi jalanan Klantink, setelah mereka berjaya di panggung Indonesia Mencari Bakat (IMB) Trans TV.
Keputusan tinggal di Jakarta, sebetulnya diambil para personel grup musisi jalanan, Klantink, dengan berat hati. Para personel sempat dilematis untuk meninggalkan keluarga di Surabaya.
Saifudin misalnya, mengaku tak tega meninggalkan anak istrinya, bila ia harus tinggal di Jakarta. "Tapi akhirnya istri yang minta saya pindah Jakarta. Katanya demi nasib yang lebih baik. Pengalaman yang lalu, kita (Klantink) memang sempat tenggelam waktu memutuskan untuk tidak pindah ke sana," kata pria yang menikah di usia 18 tahun ini.
Perjalanan Klantink menembus sukses di dunia hiburan, memang belum berjalan mulus. Sepulang dari panggung IMB, Klantink jarang tampil di layar televisi. Banyak penggemar malah mengira grup musik ini sudah bubar, dan kembali menjalani kehidupan pengamen di jalanan.
Namun dibanding sebelum mengikuti IMB, hidup personil sudah jauh mengalami perbaikan. Rejeki yang mereka dapatkan sudah cukup mengubah hidup pengamen seperti mereka. Selain hadiah pemenang IMB, pundi-pundi personil klantik bertambah dari menjadi bintang iklan sebuah produk operator seluler.
Satu lagi, aliran rejeki klantink mengalir dari mengamen. Cak Mat tidak menyebut angka. Yang jelas, lebih sudah bukan uang receh, koin atau pecahan seribuan seperti dulu. Tempat Ngamen klantink sekarang memang sudah tidak dalam bus atau diterminal, tapi di panggung-panggung undangan. Minimal di kafe-kafe.
(Aji Bramasta/ Harian Surya)