Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Masih Hidup Ngirit, Anak Istri Tinggal di Pemukiman Kumuh

Berjaya di ajang Indonesia Mencari Bakat, personel Klantink hidupnya masih ngirit. Anak istri tinggal di rumah petak.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Masih Hidup Ngirit, Anak Istri Tinggal di Pemukiman Kumuh
/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
KLANTINK, adalah grup musik jalanan (Pengamen) asal surabaya digawangi oleh Budi, Ndowe, Cakmat, Rukin, dan Wawan. Namanya mulai dikenal menjadi Juara 1 Indonesia Mencari Bakat (IMB 2010), mendapat hadiah satu unit mobil Suzuki Splash, dan uang tunai 200 juta rupiah. Putri Ayu menempati Runner Up II IMB 2010 mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 150 juta. 

TRIBUNNEWS.COM - Saifudin, salah satu personel grup musik Klantink, tetap hidup irit, setelah kelompok musik yang dia gawangi berjaya di panggung Indonesia Mencari Bakat (IMB) di Trans TV.

Tabungan yang dimiliki ia sediakan untuk biaya pendidikan kedua anaknya. Sebagian lagi digunakan membantu orang tuanya. "Saya belum terlalu memikirkan beli ini beli itu. Saat ini, punya tabungan untuk sekolah dua anak saja, saya sudah sangat bersyukur. Saya juga lega bisa membelikan orangtua sebidang tanah di kampung halaman Tanggulangin, Sidoarjo," katanya.

Saifuddin tidak sendirian membeli tanah itu. Ia ajak dua adiknya, yang juga personel Klantink, Lukin dan Doweh untuk urunan.

Sementara Budiarto, alias Budi Klantink, menyerahkan sebagian besar uang itu untuk membayar utang ayahnya. Lalu Devi Indriawan, alias Wawan, membeli sebuah rumah di Sukodono untuk anak istrinya.

Kehidupan lama nan sederhana, memang masih terlihat pada diri masing-masing personel Klantink meski mereka telah menjadi bintang ajang pencarian bakat. Istri dan dua anak Saifudin, masih tinggal di rumah petak sempit di kawasan DKA Tegal, pemukiman kumuh di sisi utara Terminal Joyoboyo, Surabaya.

Kemana-mana, Saifudin juga masih mengantar istri dan anak-anaknya dengan sepeda motor. Klantink sejatinya mendapat hadiah sebuah mobil Suzuki Splash hadiah dari IMB, tapi mobil seharga Rp 140 Juta itu sudah dijual dan hasilnya dibagi rata.

Personel lain, seperti Budi Klantink, mengaku malah masih sering tidur di emperan terminal. "Kalau libur, pulang ke Surabaya, kegiatan saya ya cangkrukan di sini. Kalau kemaleman males pulang ya masih tidur di sini," kata pria tambun yang punya nama asli Budiarto ini terkekeh.

Berita Rekomendasi

Kalaupun ada perubahan yang mencolok, adalah, blackberry yang sering terlihat di mereka mainkan di tangan. Naik pesawat kini juga bukan lagi jadi sebuah barang mewah buat mereka.

Selain itu, tak ada lagi, selain mereka kerap berbagi rokok dan makan gratis dengan sesama rekan pengamen. "Dulu Budi itu hampir tiap pagi utang makan, kopi sama rokok disini. Sekarang enggak pernah utang, malah sering bayari teman-temannya," kata Minah, penjaja kopi di terminal bis kota Joyoboyo. (Aji Bramastra)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas