Mengenang Kematian Lennon, Paul McCartney: Itu Guncangan Terbesar
"Selama beberapa hari, saya tidak bisa berpikir kalau dia sudah pergi... Itu adalah guncangan yang besar," kata McCartney.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM - Paul McCartney mengenang kembali peristiwa pahit ketika dia mengetahui pembunuhan mantan anggota The Beatles, John Lennon. Lennon ditembak mati di luar apartemennya di New York pada 8 Desember 1980.
"Selama beberapa hari, saya tidak bisa berpikir kalau dia sudah pergi... Itu adalah guncangan yang besar," kata McCartney.
Dia mengatakan, "Saya berada di rumah dan saya mendapat telepon. Saat itu masih sangat pagi. Sangat mengerikan. Saya tidak bisa menerimanya."
McCartney mengaku sangat sulit untuk menyampaikan pesan itu kepada keluarganya. "Bagi saya, itu sangat menyedihkan, bahwa saya tidak akan lagi melihatnya dan kami tidak bisa berkumpul lagi," ujarnya.
Lennon dibunuh Mark Chapman, yang mengaku melakukan itu setelah mendengar suara-suara di kepala yang menyuruhnya untuk membunuh musisi tersebut. Chapman dihukum penjara 20 tahun pada 1981 setelah terbukti bersalah.
Setelah The Beatles bubar pada April 1970, McCartney dan Lennon tidak bertemu satu sama lain selama empat tahun.
Namun mereka berdua mulai menjalin komunikasi lagi setelah istri mereka melahirkan pada pertengahan 1970-an.
Dia mengatakan, persaingan antarmereka menjadi memudar dan mereka terhubung dengan hal-hal sehari-hari seperti berbagi kegiatan menjadi ayah baru dan membuat resep roti.
"Saya sangat senang karena akan menjadi hal terburuk di dunia untuk memiliki hubungan yang hebat kemudian memburuk," kata Paul McCartney.
"Jadi ada kelegaan dalam kenyataan bahwa hubungan kami membaik. Kami berteman baik," kata McCartney.