Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Spirit Musik Jazz Sudah Tertanam Pada Seniman Banyuwangi

Spirit jazz tersebut, salah satunya, sudah tertanam juga di seniman tradisi Banyuwangi.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Spirit Musik Jazz Sudah Tertanam Pada Seniman Banyuwangi
surya/habibur rohman
MASIH MEMUKAU - Penampilan Trie Utami dan Kua Etnika saat tampil di Banyuwangi Beach Jazz Festival, Sabtu (6/12/2014) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Jazz sudah ada dan berbaur di kalangan seniman musik tradisi di Indonesia. Spirit jazz tersebut, salah satunya, sudah tertanam juga di seniman tradisi Banyuwangi.

Demikian diungkapkan seniman yang memadukan musik jazz dan alat musik tradisional, Djaduk Ferianto bersama kelompoknya Kua Etnika. Karenanya, ia mengaku mudah menyatukan 'feel' bermusik dengan kelompok musik tradisional di Banyuwangi untuk Banyuwangi Beach Jazz Festival yang digelar di Pantai Boom, Sabtu (6/12/2014).

"Kalau berbicara tentang pesisir, tentu kita berbicara tentang laut, tentang maritim yang sekarang digencarkan lagi oleh Presiden Jokowi (Joko Widodo). Maritim menjadi kekuatan Indonesia. Orang pesisir itu bersikap lugas, jujur dan dinamis sehingga lagu-lagunya juga atraktif," kata Djaduk.

Iik, panggilan akrab Trie Utami tampil atraktif dalam balutan tank top dan lilitan selendang sederhana berwarna hitam. Penampilan Iik cukup membuat decak kagum penonton apalagi saat ini mengolah vokal.

Kua Etnika dan Iik membuka penampilan dengan lagu 'Eastern Sun', diikuti kemudian dengan lagu 'Sintren', sebuah lagu dari kawasan Pantai Utara Jawa, yakni Cirebon. Lagu atraktif meskipun liriknya sedih itu diaransemen dalam jazz dan musik tradisi.

Saat musik jazz mengalun, Iik bernyanyi secara kalem tetapi ketika Musik Koprol Panturaan yang dimainkan, Iik pun menyanyi dalam ritme cepat. Dari Pantura, kelompok musik itu menyeberang laut ke Bali dalam lagu 'Mademenan'.

Penampilan apik Kua Etnika ditutup dengan aransemen lagu 'Kupu Tarung', sebuah aransemen yang dibuat oleh Djaduk di Tahun 2001. Djaduk mengakui kalau aransemen musik itu terinspirasi oleh kesenian khas Banyuwangi, 'Angklung Tarung'.

Berita Rekomendasi

'Angklung Tarung' merupakan kesenian musik berupa permainan alat musik angklung yang dimainkan secara bersahutan oleh dua orang. "Saat itu saya sedang belajar musik Banyuwangi. Lagu ini memang terinsiprasi oleh kesenian musik Banyuwangi," ujar Djaduk.

Spesialnya, dalam penampilan di Jazz Pantai Banyuwangi malam itu, Djaduk mengajak 12 orang pemain rebana yang biasa mengiringi kesenian tradisional Banyuwangi 'Kuntulan'.

Di tengah aransemen, 'Kupu Tarung' dipertarungkan oleh Kua Etnika dan seniman Banyuwangi, Iik bersama dua orang penyanyi mengalunkan lagu 'Impen-impenen', sebuah lagu tua masyarakat Using. "Saya ingin mengembalikan 'Kupu Tarung' ke habitatnya, yakni Banyuwangi", tegas Djaduk.

Tags:
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas