Cara Gilang Ramadhan Tebus Utang kepada Mendiang Slamet Abdul Sjukur
Gilang mengungkapkan, semasa hidupnya Slamet meminta Gilang untuk memainkan tetabuhan pada sebuah komposisi
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemain drum Gilang Ramadhan (51) menyatakan penyesalannya karena masih berutang alias belum mengerjakan "pekerjaan rumah" ("PR") yang diberikan oleh komponis Slamet Abdul Sjukur, yang meninggal dunia di Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa (24/3/2015) pagi.
"Saya merasa kehilangan dan menyesal karena saya ada 'PR' dari dia yang belum saya kerjakan," kata Gilang dalam wawancara oleh Kompas.com melalui telepon pada Selasa (24/3/2015) sore.
Gilang mengungkapkan, semasa hidupnya Slamet meminta Gilang untuk memainkan tetabuhan pada sebuah komposisi yang ada dalam buku partitur Sluman Slumun Slamet karya Slamet.
"Saya udah dikasih bukunya, lalu saya bilang ke Om Slamet, 'Om, saya latih dulu ya,' terus Om Slamet bilang, 'Ya, harus lah.' Saya nyesel dan merasa kehilangan karena ada janji yang belum tuntas," ungkap Gilang.
Gilang mengungkapkan pula, ketika mendengar kabar bahwa Slamet telah tiada, ia langsung membongkar bagasi untuk mengambil buku partitur tersebut.
"Tadi, pas denger beritanya, saya langsung bongkar bagasi buat ambil buku partitur itu, terus saya tunjukkan ke istri. Dia bilang, 'Kamu sih nunda-nunda ngerjain itu'," kisah suami dari pembawa acara Shahnaz Haque ini.
Untuk membayar utangnya tersebut, Gilang menyatakan akan membuat karya tribute untuk Slamet.
"Ya, saya merasa sebuah tribute buat Om Slamer itu sebuah keharusan, biar ada percontohan bagi orang Indobesia bahwa ada orang penting seperti Om Slamet. Kalau enggak ada, berarti orang Indonesia enggak care sama segala hal," tutur ayah tiga anak ini.