Ahmad Albar: Bisa Saja Saya Bersolo Karier, Tapi God Bless Tetap Prioritas
Sudah tak produktif telurkan album-album baru, God Bless masih berkibar dari panggung ke panggung. Masih energik.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Sudah tak produktif telurkan album-album baru, God Bless masih berkibar dari panggung ke panggung. Masih energik.
Energi rock itu pula yang menjadikan God Bless terus nge-rock sampai lebih dari 40 tahun. Iyek mengakui infrastruktur industri musik di Indonesia belum terlalu mendukung musik rock sebagai penghidupan.
”Kami harus tahan banting. Meski God Bless sempat vakum, tapi kami mencintai rock. Dan yang sangat penting adalah kami saling cocok,” kata Iyek, panggilan Ahmad Albar, sang vokalis.
Kecocokan itu, oleh Abadi Soesman, dibahasakan sebagai sikap kesenimanan. Bermusik dikatakan Abadi tidak dapat hanya diukur dari aspek profesionalitas semata.
”Di atas profesionalitas itu ada jiwa seniman. God Bless ini kesatuan seniman. Ada satu tune yang menyatukan batin kami,” kata Abadi yang juga bermain di luar God Bless.
”Teknik seseorang boleh bagus, tapi kalau jiwa tidak menyatu di dalam band, ya, tidak bisa gabung. Bisa mengganggu harmoni sebagai band,” kata Abadi menambahkan.
Ahmad Albar memberi contoh, bisa saja ia tampil bernyanyi solo. Dan awak God Bless juga boleh berkarya di luar band. ”Akan tetapi, God Bless bagi saya tetap prioritas,” kata Ahmad Albar.
Dengan sikap seperti itu, God Bless bisa tampil di mana saja. Band yang biasa beraksi di depan ribuan penonton kelas stadion, dengan luwes bisa bermain di depan ratusan pengunjung kafe. Titi Saelan dari manajemen God Bless menuturkan, belakangan, God Bless main di kafe di Malang dan Yogyakarta. ”Penonton membeludak,” kata Titi, istri gitaris Ian Antono.
God Bless mempertimbangkan arena konser, dan karakter audiens. ”Ada pertimbangan 40 persen lagu yang kami suka, dan 60 persen yang kami pilih dengan melihat-lihat suasana,” kata Ahmad Albar.
Dengan intuisi panggung yang kuat, God Bless cukup sensitif membaca suasana penonton. Kebetulan God Bless punya stok lagu yang cukup untuk memuaskan audiens dengan preferensi selera rock yang berbeda.
Seperti apa rock ala God Bless, hal itu terbentuk seiring perjalanan waktu. Dengan landasan kuat pada hard rock dan classic rock, God Bless terbuka bagi kontribusi setiap awak. Karakter vokal Ahmad Albar sebagai sosok utama atau front liner menjadi elemen utama. Karakter itu kemudian menyatu dengan karakter awak band yang lain. Masing-masing saling memberi kontribusi. Kesatuan itulah kemudian dikenal sebagai God Bless. (Frans Sartono)