Rindu Sang Murabbi, Film Biopic Tokoh Gerakan Tarbiyah Indonesia
Para pecinta adalah pemilik ruh yang lembut : lembut seluruh hidupnya, lembut cara perginya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rahmat Abdullah telah pergi merengkuh takdir sejarahnya justru ketika dakwah ini sedang memasuki babak baru dengan tantangan-tantangan baru. Menghabiskan seluruh usia produktifnya dalam perjalanan dakwah, Rahmat Abdullah telah meninggalkan ruang kosong yang besar : simbol spiritualisme dakwah kita yang selalu menghadirkan cinta dalam semua kerja dakwah.
Para pecinta adalah pemilik ruh yang lembut : lembut seluruh hidupnya, lembut cara perginya. (Anis Matta : Rahmat Abdullah Simbol Spiritualisme Dakwah Kita).
Itulah penggalan tulisan Anis Matta,mantan Sekjend & Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang selama bertahun-tahun sejak gerakan Tarbiyah bertransformasi menjadi Partai Politik yang awalnya PK menjadi PKS menjadi sahabat dekat dan tim kerja di Dewan Pimpinan Pusat Partai bersama ustadz Rahmat Abdullah.
Penggalan tulisan tersebut setidaknya memberi gambaran kepada tentang siapa sosok ustadz Rahmat Abdullah dan kiprah dakwah beliau semasa hidupnya.
Ustadz Rahmat begitu ia kerap dipanggil murid-muridnya pernah digelari “Syaikh Tarbiyah” (Sang Guru/Pembina) oleh sebuah majalah islam nasional di tahun 2001 ( majalah sabili) itulah momen peringatan 20 Tahun Gerakan Tarbiyah di Indonesia yang telah melahirkan komunitas Tarbiyah yang kemudian bertransformasi menjadi Partai bernama Partai Keadilan dan Partai Keadilan Sejahtera.
Karier politik ustadz Rahmat adalah menjadi Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai, Badan Penegak Disiplin Organisasi Partai & juga menjadi anggota DPR pada tahun 2004, setahun sebelum beliau wafat tahun 2005.
Melihat dan membaca kembali tentang sosok almarhum ustadz Rahmat Abdullah, salah satu sosok penting baik kepribadiannya dan peran peran dakwah dan sosial kemasyarakatannya semasa hidupnya Empower Indonesia Pictures berkolaborasi dengan Warna Pictures memproduksi film dokumenter tentang ustadz Rahmat Abdullah yang kami beri judul “Rindu Sang Murabbi.
Menurut Mustofa Abdullah, Executive Producer film “Rindu Sang Murabbi”, penggarapan film ini adalah sebagai upaya untuk mengenang dan menghidupkan kembali spirit dan semangat dakwah dan perjalanan hidup sosok yang penuh inspirasi ini kedalam bentuk film Biopic Ustadz Rahmat Abdullah.
Ditambahkannya, mengcapture spirit dan biografi seorang tokoh besar haruslah dipotret secara real tanpa dilebihkan dan tanpa dikurangi, fakta dan realitasnya harus dipaparkan seideal mungkin, oleh karena itu kami memilih bentuk film dokumenter sebagai sebuah formula yang menurut kami sesuai dan tepat untuk melahirkan sebuah karya audio visual tentang sosok almarhum Ustadz Rahmat Abdullah.
“Melalui Film Dokumenter Rindu Sang Murabbi, kami mencoba menghidupkan kembali nilai-nilai kehidupan yang ditanamkan oleh sosok almarhum, melalui tuturan cerita dari orang-orang terdekat beliau dan orang-orang yang mengagumi pemikiran-pemikiran beliau, sehingga para penonton dapat menarik benang merah dari realitas potret kehidupan beliau,” terang Mustofa kepada wartawan disela-sela Gala Primiere film “Rindu Sang Murubbi” di Granada Hall, Gedung Menara 165, Jl. TB Simatupang, Jakarta, Rabu (14/10/2015).
Sementara sang sutradadara film, Ali Eunoia, menjelaskan, film ini adalah sebuah dokumenter yang tenang, memikirkan kehidupan dan perenungan kehidupan dari nilai-nilai Islam berdasarkan tuturan orang-orang yang dekat dengannya dan kumpulan tulisan dan puisi-puisinya. Para tokoh/subject yang terlibat dalam film ini antara lain Ibu Sumarni istri almarhum, Bang Nawawi adik almarhum, Ustadz Izzudin Abdul Madjid murid almarhum dan saat ini sebagai ketua yayasan Iqro, ustadz Ruslan Effendi atau ustadz Lani kawan seperjuangan almarhum, Dr Hidayat Nur Wahid murid almarhum dan saat ini wakil ketua MPR, Ustadz Arifin Ilham dai kondang dan juga murid almarhum, bunda Helvy Tiana Rosa, novelis, sastrawan dan juga murid almarhum.
"Kami berharap film dokumenter ini akan memberikan manfaat positif bagi seluruh kalangan masyarakat yang menontonnya khususnya ummat Islam dan juga para aktifis da’wah baik di Indonesia maupun di Luar Negeri, mengingat sosok ustadz Rahmat Abdullah adalah tokoh besar yang sangat dikagumi dan dirindukan sikap, kepribadian dan pemikiran-pemikirannya," tandas Ali.