Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Ini Perasaan Pembuat Film Porno Jepang

Memang menarik sekali pekerjaan sebagai pembuat film porno.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ini Perasaan Pembuat Film Porno Jepang
Foto Richard Susilo
Kei Morikawa, sutradara film porno terkenal Jepang 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Memang menarik sekali pekerjaan sebagai pembuat film porno.

Apalagi sudah 25 tahun membuat sedikitnya 1000 film porno Adult Video (AV) di Jepang yang berarti satu tahun membuat 40 film AV Jepang.

"Dulu bahkan sempat membuat 8 film AV dalam satu bulan, rasanya capai sekali," ungkap Kei Morikawa, sutradara film porno terkenal Jepang kelahiran Tokyo 3 Mei 1964 khusus kepada Tribunnews.com sore ini, Jumat (11/12/2015).

Lulusan Nikkatsu Geijitsu Gakuin yang berada di Chofu Tokyo tersebut menjadi Sutradara film AV sejak usia 25 tahun saat bergabung 11 tahun pada sebuah produksi film Jepang.

Lalu bagaimana perasaannya saat mensyuting film saat pelaku sedang bermain seks?

"Saya sebagai sutradara bekerja profesional sekaligus saya harus berpikir kalau saya penonton film ini, maka saat adegan seks saya mau lihat sudut yang mana? Lalu sudut-sudut itulah yang direkam dalam kamera, berulang kali dalam berbagai sudut lalu saat editing bisa dipadukan dengan lebih profesional lagi sehingga tidak membosankan dan malah semakin enak dan seru ditonton oleh kita. Jadi kita harus menempatkan diri juga sebagai penonton saat ini," katanya.

Berita Rekomendasi

Itu dari segi teknik pengambilan gambar dan pengarahan sebagai sutradara.

Dari segi kemanusiaan diakuinya sudah terbiasa melihat adegan seks tersebut dan bukan lagi hal khusus, hanya bekerja saja sebagaimana yang terbaik agar bisa menghasilkan film yang disenangi penonton.

"Kita punya beban bukan hanya membuat film saja, tetapi harus berpikir kalau film tidak laku terjual bagaimana? Kita tak akan dipakai lagi oleh penyandang dana nantinya kan bisa tak dapat pekerjaan lagi. Jadi itulah tanggungjawab sebagai sutradara harus fokus saat pengambilan gambar, sesuai keinginan penonton, yang enak mau lihat mana mananya, di close up misalnya payudaranya saat diremas dan sebagainya."

Pada hakekatnya naluri seks lelaki yang normal adalah sama. Pada saat adegan seks ingin begini begitu dan melakukannya setelah aksi begini begitu.

Jadi saat pembuatan kita juga mengarahkan kameraman dan pelaku juga seperti ini itu supaya enak dilihat dan terasa semakin bergairah seksnya. Jadi bukan tidak mungkin dilakukan berulang kali kalau dianggap tidak pas adegannya.

"Jadi tidak mudah pengambilan gambar adegan seks itu. Kadang pemain wanita kelelahan, ya kita berikan waktu untuk istirahat sebentar. Kalau dipaksakan malah jadi tidak baik penampilannya di film," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas