Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Tak Mengira Film Prenjak Bakal Menang, Wregas Bhanuteja Tak Siapkan Pidato

Yang dilakukan Teja ketika mula-mula berdiri di belakang podium adalah menghela napas. "Ketika itu, saya menghela napas dan semua orang tertawa,".

Penulis: Regina Kunthi Rosary
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Tak Mengira Film Prenjak Bakal Menang, Wregas Bhanuteja Tak Siapkan Pidato
Regina Kunthi Rosary/Tribunnews.com
Wregas Bhanuteja ditemui di Senayan XXI, Jakarta, Jumat (27/5/2016), usai konferensi pers terkait kemenangan film pendek Prenjak di Cannes Film Festival. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi Rosary

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sutradara muda asal Yogyakarta Wregas Bhanuteja mengaku tak menyiapkan pidato kemenangan ketika menghadiri ajang bergengsi Cannes Film Festival di Cannes, Prancis.

Pasalnya, pemuda yang akrab disapa Teja itu sama sekali tak mengira film pendek berjudul Prenjak (In the Year of the Monkey) garapannya akan meraih penghargaan.

Teja bahkan sempat terheran-heran ketika Prenjak diumumkan sebagai pemenang.

"Nggak mengira sama sekali. Ketika diumumkan Prenjak (keluar sebagai pemenang), 'Ini beneran?' dan saya nggak menyiapkan speech apa pun," ujar Teja ketika ditemui di Senayan XXI, Jakarta, Jumat (27/5/2016).

Yang dilakukan Teja ketika mula-mula berdiri di belakang podium adalah menghela napas.

"Ketika itu, saya menghela napas dan semua orang tertawa. Setelahnya, baru saya mulai menyampaikan speech," ucap Teja.

Berita Rekomendasi

Alih-alih berpikir Prenjak akan keluar sebagai pemenang, Teja malah mengira film asal Yunanilah yang pantas mendapatkan penghargaan tersebut.

"Malah yang saya pikir menang itu yang dari Yunani. Gambarnya bagus, sutradaranya bagus, cerita bagus, semua aspek bagus," tuturnya.

Film Prenjak  tersebut dinobatkan sebagai Film Pendek Terbaik dalam segmen Critics' Week atau Semaine de la Critique ke-55 di Cannes, Prancis.

Penghargaan Leica Cine Discovery Prize untuk kategori Film Pendek Terbaik pun diberikan pada film tersebut.

Film berdurasi 13 menit tersebut berkisah mengenai seorang perempuan bernama Diah (diperankan oleh Rosa Winenggar) yang tengah membutuhkan sejumlah uang.

Diah lantas menawarkan batang korek api berharga cukup mahal, Rp10 ribu per batang, kepada rekannya, Jarwo (Yohanes Budyambara).

Mahalnya harga sebatang korek api tersebut lantaran Jarwo kemudian dapat memandang bagian tubuh tersembunyi Diah melalui nyala api yang tercipta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas