Mahasiswa Pontianak Mulai Garap Film Animasi
Setelah mengulas Film Animasi lokal Pontianak, 'Sungai Kapuas Punye Cerite' karya M Farisa Felani, karya animasi lainnya juga dimiliki mahasiswa
Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Sugiyarto
![Mahasiswa Pontianak Mulai Garap Film Animasi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/film-animasi-mahasiswa-pontianak_20160602_215028.jpg)
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Setelah mengulas Film Animasi lokal Pontianak, 'Sungai Kapuas Punye Cerite' karya M Farisa Felani, karya animasi lainnya juga dimiliki mahasiswa Politeknik Negeri Pontianak (Polnep)
Tergabung dalam Polnep Animation (Potion), mahasiswa-mahasiswi Program Studi Teknik Informatika Jurusan Teknik Elektro, Polnep, telah membuahkan hasil dua karya.
Potion pertama kali membuat Trailer Film Animasi berjudul Vigilante. Sutradara sekaligus animator dan editor, Ringgo Syah Alauddin Idris (19) lantas membuat film animasi pendek berjudul 'Sekotak Harapan', yang kemudian diikutsertakan dalam kompetisi Gemastik 8 di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Bersama rekan lainnya, yakni Bayu Margi Utama (21) dan Affriyansyah Akbar sebagai penulis naskah dan editor. Dwiki Riyadi (19) sebagai Tracer (penjiplak) dan editor.
Ramadhani Purbayana (19), Ummy Salimatul Ummah dan Fadhlu Rohman sebagai tracer. Qaedi Nahri, Haryati (19) dan Andi Devita Kusmawati sebagai dubber. Kemudian Background Artist oleh Faiq Naufal, Rian Bagus Lukito.
Mewakili Potion, Bayu Margi Utama mengungkapkan, berawal dari kesamaan hobi menonton film bergenre anime, mahasiswa-mahasiswi ini akhirnya berinisiatif ingin membuat sebuah film animasi serupa.
"Karena kami ingin tidak sekedar hanya menonton. Mungkin bisa membuat animasi buatan kami sendiri. Ya awalnya dari rasa ingin coba, dan ketertarikan yang sama dengan animasi buatan Jepang," ungkapnya saat ditemui di Politeknik Negeri Pontianak, Senin (30/5/2016)
Walau dalam kompetisi Gemastik di UGM timnya tak mendapatkan juara dan hanya berpartisipasi, namun pihaknya menyadari hal tersebut sebagai pemacu untuk dapat terus meningkatkan kualitas karya animasinya.
"Mungkin baru pertama kali kami mengikuti ajang kompetisi tersebut. Mungkin penilaian juri saat itu tidak sesuai dengan apa yang kami buat. Mungkin gara-gara itu juga belum bisa lolos ke babak selanjutnya," jelasnya
Tak semudah membalikkan telapak tangan, anggota tim menurut Bayu kerap menghadapi hambatan dalam menggarap film animasi mereka.
Hambatan utama, mereka harus dapat menyesuaikan waktu dengan jadwal perkuliahan, kemudian keterbatasan alat juga mempengaruhi lamanya proses penggarapan.
"Ini karena kami baru mencoba, jadi masih menggunakan alat yang sederhana. Kami juga masih, bisa dibilang amatir, karena baru-baru belajar. Untuk sekarang, ini merupakan hasil maksimal yang pernah kami buat, kedepannya semoga bisa lebih baik dari ini," paparnya.
Film Vigilante menurutnya baru dalam bentuk trailer, dan telah diunggah ke Youtube, dan sudah dilihat 17.162 viewer. Sementara untuk versi film full masih dalam penggarapan.