Tulisan Kartini yang Menginspirasi Dian Sastro
Bintang film Dian Sastrowardoyo (34) kembali mendapatkan peran yang sensasional, yakni menjadi tokoh yang mengangkat tentang emansipasi wanita.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bintang film Dian Sastrowardoyo (34) kembali mendapatkan peran yang sensasional, yakni menjadi tokoh yang mengangkat tentang emansipasi wanita.
Dian menuturkan, alasan ia mengambil peran sebagai Kartini, karena ia sangat terinspirasi sosok cerita yang tertuang dalam sebuah buku, mengisahkan tentang Kartini.
"Saya dalam proses belajar ini berkali-kali terinspirasi tulisan beliau. Kok dia bisa menulis kalimat powerfull yang menginspirasi saya," kata Dian.
Hal itu ia katakan saat ditemui dalam press confrence acara syukuran film 'Kartini' di Jakarta Teater di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/7/2016).
Kekaguman itupun dikarenakan sosok Kartini yang bisa mengargumentasikan ide-ide yang pernah ia pikirkan semasa hidupnya, berkarir di dunia akting atau seni peran.
"Kok dia bisa mengargumentasikan ide ide yang saya pernah pikirkan dengan kata-kata yang sangat mengenai sasaran dan indah," ungkapnya.
Terdapat satu kutipan kisah Kartini, yang sangat mengisahkan kehidupan dari aktor cantik yang sudah memiliki dua anak, hasil pernikahannya dari Maulana Indra Sutowo.
"Dan siapakah yang lebih banyak dapat berusaha memajukan kecerdaskan budi itu? Siapakah yang dapat membantu mempertinggi derajat budi manusia ialah perempuan, Ibu. Karena pada haribaan si ibu itulah manusia itu mendapat didikannya yang mula-mulanya sekali," kutipan Kartini yang dibacakan oleh Dian.
"Oleh karena di sanalah anak anak itu belajar merasa, berpikir, berkata Dan didikan yang pertama-tama sekali pastilah amat berpengaruh bagi penghidupan seseorang," sambung Dian.
Mempelajari kisah dan cerita kehidupan Kartini, membuat pemain film 'Ada Apa Dengan Cinta (AADC)' dan 'Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC) 2' ini menganggap Kartini hidup ketika masyarakat Indonesia lagi bodoh-bodohnya.
"Yang saya tangkap adalah Kartini hidup di mana pribumi lagi bodoh-bodohnya, dijajah bangsa Belanda termasuk bangsawan yang dianggap tak memiliki budi karena memeras bangsa sendiri. Bangsa kita terpecah oleh kelas dan status sosial. Dan Kartini percaya yang bisa mengangkat bangsa adalah kaum perempuan karena itu kunci peradaban," kata Dian Sastrowardoyo. (Wartakotalive.com/Arie Puji Waluyo)