Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Trie Utami Rasakan Sensasi Ekstrim Makan Rotan

Penyanyi Trie Utami menyukai makanan tradisional setiap kali berkunjung ke kampung-kampung di Nusantara.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Trie Utami Rasakan Sensasi Ekstrim Makan Rotan
nur ichsan/warta kota
KONSER MELAYANG - Trie Utami, pada acara jumpa pers Konser Melayang 2 D di Patio Resto, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (4/2). Konser yang akan digelar pada 14 Februari ini, di Potato Head Garage, Scbd Sudirman, ini merupakan persembahan jelang merilis album berjudul Peluklah Diriku , pada Agustus mendatang. Pagelaran ini akan semakin semarak denagn kehadiran sejumlah penyanyi top seperti Trie Utami, Mus Mujiono, Nania, Andrea Miranda, mereka akan berkolaborasi dengan menyajikan musik berkelas. WARTA KOTA/nur ichsan 

TRIBUNNEWS.COM- Penyanyi Trie Utami menyukai makanan tradisional setiap kali berkunjung ke kampung-kampung di Nusantara.

Saat datang ke Desa Buntoi, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, misalnya, dia selalu mencari dan menyantap sayur rotan muda, masakan khas provinsi itu.

"Kalau makan bambu atau rebung, itu biasa. Kalau makan rotan, itu titiknya ekstrem. Asyik. Jadi, sensasinya makan rotan itu... wow!" kata Trie di sela-sela acara Festival Kampung Buntoi 2016, Jumat (15/7/2016).

Menurut Trie, makan rotan adalah sesuatu yang istimewa dan langka karena bagi dirinya rotan tidak bisa disantap setiap hari serta harus datang ke Kalimantan Tengah.

"Rotan itu biasanya gue dudukin, tetapi di sini dimakan. Artinya, itu sulit didapat. Jadi, makan rotan itu mahal karena harus datang ke sini. Tidak bisa setiap hari," tuturnya.

Trie Utami datang ke Buntoi sejak Kamis (14/7/2016) bersama sang suami, Rully Fabrian, serta sejumlah inisiator Jaringan Kampung Nusantara.

Ini komunitas yang mendorong masyarakat agar kembali pada akar dan kebudayaan masing-masing.

Berita Rekomendasi

Bagi Trie, manusia itu bagaikan pohon yang akan hidup jika memiliki akar dan tumbuh di tanah. Tanah merupakan kampung halamannya sendiri.

"Tugas kami sebagai pembakti di Jaringan Kampung Nusantara adalah menyemangati, mendorong, dan mengangkat upaya masyarakat untuk mengakarkan kembali kepada asalnya," ujarnya. (DKA)

Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas