Tewasnya Taruna STIP Akibat Kekerasan, Indro Warkop: Konyol Banget
Indro Warkop (58) menganggap konyol, masih saja terjadi senioritas dalam pendidikan di Indonesia.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bintang film legendaris Drs H Indrodjojo Kusumonegoro alias Indro Warkop (58) menganggap konyol, masih saja terjadi senioritas dalam pendidikan di Indonesia.
Hal itu dikatakan untuk menanggapi tentang kematian Amirulloh, seorang taruna di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP).
Baca: Ini Kronologi Tewasnya Taruna STIP Amirulloh Adityas Putra Usai Dipukuli Seniornya
Amirulloh tewas karena mendapatkan kekerasan dari lima seniornya, pada Rabu (11/1/2017) dini hari, yang dinilai sungguh keterlaluan.
"Konyol banget, hanya karena (ingin kerjai junior) itu aja. Saya enggak yakin itu (kekerasan) tertulis di peraturan akademis, kakak kelasnya dianggap berkuasa," kata Indro Warkop.
Amirulloh
Hal itu ia katakan ketika ditemui dalam acara jumpa pers 'Si Juki The Movie', di Kantor Falcon Pictures, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (12/1/2017).
Menurut Indro, jika pendidikan masih ditakuti dengan kekersan dari senior, bukan mendidik orang agar menjadi hebat atau kuat.
"Banyak yang pakai fisik, mereka bukan pasukan khusus yg harus dengan begitu (kekerasan). Bukan yang seperti tentara, mereka bukan yang dipersiapkan untuk hal kemiliteran," ucapnya.
Memosisikan diri sebagai orangtua, komedian Warkop DKI ini mengatakan kalau dampak dari kekerasan tersebut, akan mengakibatkan akan berkurangnya orang hebat di Indonesia.
"Satu orang yang mungkin kelak bisa jadi orang hebat di Indonesia, akan hilang. Siapa tau itu orang (Amirulloh) bisa jadi orang yang hebat ke depannya. Itu (pendidikannya) jadi kayak primitif gitu," katanya.
Oleh karena itu, Lanjut Indro, Kepala Sekolah STIP harus bertanggung jawab atas kematian Amirulloh yang mendapatkan kekerasan dari seniornya.
"Kepala sekolahnya wajib tanggung jawab. Harus tuh kepala sekolahnya dicopot dan tersangkanya dihukum seberat-beratnya" tegas Indro Warkop. (Wartakotalive.com/Arie Puji Waluyo)