Awalnya Putri Marino Mengira Adipati Dolken Sosok Jutek Nan Galak
Putri tidak menampik jika dirinya pun terbawa perasaan dengan Adipati ketika mereka membangun chemestry
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Wartakotalive.com/ Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM - Menjalani film perdananya selama berkarir rupanya presenter Putri Marino (24) harus beradegan mesra bersama lawan mainnya, bintang film Adipati Dolken (26).
Tidak sulit bagi Putri untuk membangun kemistri dan dekat secara intens dengan Adipati, mengingat dirinya pun saat ini sedang jomblo.
"Yah aku sekarang lagi jomblo juga belum ada pacar. Jadi pendalaman karakter dan berusaha dekat dengan Adipati tidak sulit," kata Putri Marino ketika ditemui dalam acara jumpa pers dan pers screening film Posesif, di XXI Senayan City Mall, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (12/10/2017).
Selama membangun kemistri dengan Adipati, Putri mengungkapkan dirinya dan Adipati berkomitmen untuk jujur dan masing-masing selalu terbuka.
"Kuncinya kita sih harus jujur. Terutama jujur sama perasaan kita," ucapnya.
Putri tidak menampik jika dirinya pun terbawa perasaan dengan Adipati ketika mereka membangun chemestry dan proses reading sebelum syuting.
"Kalau dibilang baper sih yah terbawa perasaan pastinya, aku enggak bohong. Kami enggak takut dinilai cinlok atau gimana. Karena kita ngelakuin ini benar-benar karena kita sayang banget sama film ini. Kita benar-benar pengin total di sini pengin saling kasih 100%. Pengin punya energi yang saling berkesinambungan," jelasnya.
Lanjut Putri, mengawali pendekatandengan Adipati, ia mengaku sempat gerogi dan merasa terintimidasi dikarenakan baru kenal saat reading dan sebagainya.
"Setelah kenal seminggu, ternyata nih orang yah asik juga, kirain galak, jutek, atau gimana. Ternyata orangnya super baik banget dan jahil luar biasa. Di lokasi pun kita kayak bercandaan," ujar Putri Marino.
Film Posesif bercerita tentang kisah asmara dua Insan, antara Lala (Putri Marino) dan Yudhis (Adipati Dolken).
Hidup Lala jungkir balik, tidak dikarenakan loncatan indahnya dari menara dengan ketinggian sepuluh meter, dan bukan pula karena ayahnya yang melatih dirinya dengan keras.
Tetapi karena cinta pertama yang dirasakannya, yaitu Yudhis, seorang murid baru di sekolahnya. Yudhis telah berhasil menjebak hatinya hanya untuk dirinya.
Lala ditarik keluar dari rutinitas lamanya di tahun terakhir SMA. Hidupnya tidak lagi melulu dengan melihat birunya air kolam renang atau pun kusamnya dinding sekolahan.
Lala percaya bahwa cinta telah membebaskan dirinya, sebab Yudhis selalu berusaha sigap menghadirkan sebuah pelangi asalkan Lala mau berjanji selamanya bersama.
Akan tetapi perlahan-lahan Lala dan Yudhis harus berusaha untuk menghadapi, bahwa kasih yang mereka bina dapat hadirkan kegelapan.
Cinta Yudhis yang pada awalnya terlihat sederhana dan juga melindungi ternyata rumit serta berbahaya. Janji mereka berdua untuk setia selamanya malah menjadi jebakan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.