Bercerita Soal Kondisi Anaknya, Asri Welas: Harus Saya Jalani, Dia Semangat Saya
“Ibran ini salah satu pasien yang langka. Mungkin kasus seperti ini di Indonesia hanya Ibran
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
“Semoga bisa jadi mata normal,” kata Asri yang tiga kali dalam satu minggu harus menemani Ibran melakukan terapi.
Terapi dilakukan karena gerakan tubuh Ibran tidak bergerak sesuai usianya. Sebab, sejak usia Ibran tiga bulan, gerakan tubuhnya harus ditahan dan tak diizinkan gulang-guling karena dikhawatirkan bisa mengganggu kondisi bola mata. Keterlambatan bergerak itu yang dilakukan terapi.
Selain memeriksakan perkembangan mata Ibran ke dokter mata khusus di RS Pondok Indah dan gizi ke RS Bunda, Menteng, Asri juga membawa putranya ke dokter di RSCM Kirana yang menangani kasus metabolik anak (kelainan tubuh).
Para dokter itu, sebut Asri, seperti membuat kelas sendiri.
“Mereka (para dokter) nggak mau miss di setiap perkembangan Ibran dan selalu memantaunya,” ucap Asri yang sudah dua kali membawa sampel darah Ibran ke rumah sakit di Kuala Lumpur, Malaysia, untuk diperiksa metaboliknya.
Dari hasil cek darah itu, tidak ada kelainan metabolik Ibran.
“Mungkin kasus seperti ini di Indonesia hanya Ibran. Ibran hanya kena katarak, tapi lainnya aman. Aku sih senang, tapi harus dipantau terus anaknya,” kata Asri yang kerap haru, bahkan akan menangis, setiap menceritakan Ibran.
“Ini harus saya jalani. Dia semangat saya,” katanya. (kin)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.