Gunung Sinabung Meletus, Judika Teringat Perjuangan Mengais Rejeki dengan Nyemir Sepatu dan Jaket
Pria kelahiran Dairi, Sidikalang, Sumatera Utara, itu pun mengaku perjuangan hidupnya dimulai dari daerah sekitar Gunung Sinabung.
Editor: Ravianto
"Kekuatan gue di situ, apapun itu pasti perlu perjuangan," kata Judika.
Sebagai informasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut letusan pada Senin pagi itu adalah yang terbesar Gunung Sinabung selama 2018.
"Letusan disertai dengan suara gemuruh. Ini adalah letusan terbesar selama 2018 ini. Abu vulkanik menyelimuti beberapa daerah di sekitar Gunung Sinabung," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dilansir Tribun Jakarta.
Panduan Lengkap Registrasi Kartu SIM, Lakukan Segera atau Anda Bakal Menyesal Karena Terus Menunda https://t.co/sqQ2xSaBYJ via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 19, 2018
Daerah-daerah yang diselimuti abu vulkanik itu antara lain Kecamatan Simpang Empat, Naman Teran, Pqyung, Tiga Nderket, dan Munthe.
Kondisi di lima kecamatan itu jadi gelap dengan jarak pandang sekitar 5 meter.
Batuan kecil juga menghujani lima kecamatan tersebut.
Hujan kerikil kecil juga masih terjadi seperti di Desa Kuta Mbaru dan Kuta Rakyat hingga pukul 10.00 WIB.
"Pasca letusan tadi, PVMBG menaikkan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) dari Orange menjadi Merah. Artinya penerbangan pesawat tidak boleh melintasi sekitar Gunung Sinabung karena berbahaya," kata Sutopo.
Sutopo menjelaskan, tidak ada korban jiwa dari letusan Gunung Sinabung.
Seluruh daerah berbahaya yang merupakan zona merah telah kosong penduduknya.
"Sebagian masyarakat evakuasi sesaat untuk memgantisipasi kemungkinan terburuk. Pada siang hari aktivitas masyarakat telah normal kembali. Masyarakat sudah terbiasa melihat letusan Gunung Sinabung," katanya.
PVMBG melaporkan aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih sangat tinggi. Status Awas.