Pengalaman Dewi Lestari Cium Muntahan Paus untuk Riset Novel ''Aroma Karsa''
"Aroma Karsa" merupakan novel fiksi ilmiah yang menceritakan petualangan Raras Prayagung.
Penulis: Nurul Hanna
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurul Hanna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suatu ketika Dewi Lestari mencium aroma muntahan paus. Ia melakukannya dalam rangka riset untuk novel barunya berjudul "Aroma karsa".
Muntahan paus merupakan salah satu bahan pembuatan parfum. Perusahaan parhum besar mengeluarkan kocek hingga ratusan juta rupiah untuk bahan tersebut.
"Saya sih enggak mengerti ya siapa yang pertama kali mencampurkan itu (muntahan paus) ke dalam campuran parfum. Padahal, baunya amis banget," kata Dewi Lestari saat jumpa pers novel "Aroma Karsa" di Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (14/3/2018).
Baca: Dewi Lestari Riset 9 Bulan untuk Novel Aroma Karsa, Dari TPA Bantar Gebang Hingga ke Kota Singa
Baca: Marion Jola Sambut dengan Tangan Terbuka Tatkala Al Ghazali Menunggunya
Baca: Pemilik First Travel Setega Itu? Vicky Shu: Seribu Perak Hak Orang Saya Enggak Berani Ambil
Baca: Pengacara Mundur, Roro Fitria Disebut Enggak Jelas
Dewi bercerita, muntahan paus mengering dan berada puluhan tahun di dasar laut. Hingga akhirnya benda berupa bongkahan tersebut terbawa ke pinggir laut.
"Aroma Karsa" merupakan novel fiksi ilmiah yang menceritakan petualangan Raras Prayagung. Wanita tersebut mencoba mencari keberadaan tanaman kuno bernama Puspa Karsa.
Pencarian itu mempertemukannya dengan Jati Wesi, yang memiliki kepekaan penciuman yang melebihi manusia pada umumnya.
Dalam ilmu kedokteran kondisi tersebut diketahui sebagai hiperosmia.
Aroma Karsa lebih dulu terbit secara digital sejak 18 Januari 2018 dan berakhir 15 Maret 2018. Kendati baru dirilis 16 Maret 2018 nanti, novel ini sudah terjual lebih dari 10 ribu eksemplar melalui sistem pre order.(*)