Jadi Produser Wiro Sableng, Lala Timothy Sempat Takut karena Biayanya Besar
Belum rilis, film Wiro Sableng sudah merebut perhatian publik. Ia digadang akan menjadi box office.
Penulis: Gilang Syawal Ajiputra
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com, Gilang Syawal Ajiputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum rilis, film Wiro Sableng sudah merebut perhatian publik. Ia digadang akan menjadi box office.
Pada acara XYZ Days 2018 di Senayan City, Jakarta, Rabu (25/4/2018), Lala Timothy, menceritakan alasannya mau menjadi produser film yang dibintangi oleh Vino Bastian itu.
"Sebenernya tawaran tersebut datang dari adik ipar saya, Vino Bastian, yang sebenarnya anak dari penulis buku silat Wiro Sableng, almarhum Bastian Tito," kata Lala.
Lala juga mengatakan kalau dirinya sempat takut untuk menjadi produser Wiro Sableng.
"Awalnya saya ketika tahu soal Wiro Sableng, walaupun belum sempat baca bukunya waktu itu, agak sedikit takut untuk memproduseri film Wiro Sableng, karena saya tahu persis film ini adalah film action, yang membutuhkan banyak dana dan energi agar bisa menghasilkan film yang baik," ungkap kakak kandung Marsha Timothy itu.
Baca: Baru Jalani Operasi Usus Buntu, Febby Rastanty Bela-Belain Datang ke Premiere Avengers: Infinity War
Baca: Michelle Ziudith Sisipkan Pesan Untuk Anak Muda Lewat Film Ananta
Akhirnya, untuk mengantisipasi ketakutannya itu, Lala membentuk suatu tim yang khusus membahas Wiro Sableng hingga akhirnya tertarik dan optimis.
Baca: Turunkan Berat Badan Demi Bintangi Film Ananta, Fero Walandouw Dikira Orang Sakit
"Ketika saya bentuk satu tim, duduk bareng-bareng dan baca 185 buku tersebut, akhirnya saya jadi jatuh cinta pada ceritanya karena ceritanya sangat luar biasa menarik, karakter yang ada dalam buku sangat luar biasa, ditulis tahun 60 an, tapi fantasinya masih up to date sampe sekarang," ujar Lala.
"Menurut saya, ini adalah cerita fantasi yang kalo dibuat oleh tim yang sangat solid, akan jadi satu cerita yang sangat berakar budaya Indonesia tapi bisa diterima dengan baik oleh penonton," pungkasnya.(*)