Tasya Kamila Kini Rajin Inves di Saham Syariah
Tasya merasakan, bahwa lebih banyak nilai-nilai positif yang melekat pada produk keuangan syariah. Misalnya, lebih adil dan transparan.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Merlinda Riska
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produk keuangan syariah sudah akab dengan Shafa Tasya Kamila sejak 2010 lalu. Bangku kuliah lah yang mengenalkan penyanyi sekaligus aktris ini lebih jauh tentang produk keuangan syariah.
Ia memang sengaja mengambil mata kuliah yang berhubungan dengan keuangan syariah saat berusaha menyabet gelar sarjana ekonomi dari Universitas Indonesia (UI).
Hanya sebenarnya, sebelum kuliah Tasya sudah tahu produk keuangan syariah, hanya belum terlalu dalam.
“Kebetulan saya kuliah di Fakultas Ekonomi UI dan ambil mata kuliah akuntansi syariah. Jadi, bukan hanya produknya yang saya pelajari, ilmunya juga,” kata perempuan kelahiran Jakarta, 22 November 1992, ini.
Baca: Syahdunya Puncak Musim Gugur Bulan Oktober di Kota Tokyo dan Yokohama
Setelah mempelajari akuntansi syariah, pelantun tembang anak-anak Libur Telah Tiba ini jadi tahu perbedaan perhitungan ekonomi syariah dengan konvensional.
Salah satunya adalah, ada prinsip-prinsip Islam yang harus tertuang dalam perhitungan akuntansi syariah.
Baca: Pelesir Musim Gugur Danau Ashinoko di Taman Nasional Hutan Hakone, Perfektur Kanagawa
Dari situ, Tasya merasakan, bahwa lebih banyak nilai-nilai positif yang melekat pada produk keuangan syariah. Misalnya, lebih adil dan transparan.
Sejak itulah, Tasya memutuskan untuk memanfaatkan produk keuangan syariah, seperti berinvestasi saham syariah.
Menurut dia, investasi di saham syariah selain menguntungkan untuk jangka panjang, juga membuatnya merasa tenang. Tapi, dia juga menyadari, berinvestasi saham juga memiliki risiko saat harganya sedang turun.
Sayang, Tasya enggan bercerita lebih detail mengenai pengalamannya berinvestasi saham syariah, seperti pengalaman untung dan rugi serta pilihan sektor saham. “Yang jelas, investasi saham syariah membuat hati dan perasaan lebih aman dan nyaman. Karena, saham syariah hanya bisa yang halalan toyyiban,” ucapnya.
Untuk menyimpan uang, Tasya juga menggunakan tabungan bank syariah. Namun, dia tetap memakai produk tabungan bank konvensional. Alasannya, perbankan konvensional masih lebih unggul untuk urusan jumlah kantor cabang dan ATM.
“Bagi saya, kenyamanan merupakan tantangan bagi perbankan syariah. Contoh, cabang dan ATM-nya masih sedikit,” sebut Tasya yang baru saja meraih gelar Master of Public Administration dari Columbia University, Amerika Serikat.
Maka itu, ia berharap, di era teknologi sekarang, perbankan syariah bisa meningkatkan inovasi kemudahan layanan mereka. “Dengan begitu, kan, anak-anak muda generasi milenial jadi terbuka pikirannya, semakin tertarik untuk memanfaatkan produk keuangan syariah ini, “ imbuh Tasya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.