Imam Besar Masjid Istiqlal Ceritakan Proses Pernikahan Syahrini dan Reino Barack
Pernikahan Syahrini dan Reino Barrack yang Rabu (27/2/2019) pagi di Masjid Camii dikabarkan berlangsung sesuai rencana.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS TOKYO - Pernikahan Syahrini dan Reino Barrack yang Rabu (27/2/2019) pagi di Masjid Camii dikabarkan berlangsung sesuai rencana.
Prosesi sakral ini diceritakan oleh Imam besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar khusus kepada Tribunnews.com pagi ini (28/2/2019).
"Perkawinan Syahrini kemarin berlangsung dengan baik," ungkap Imam besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar.
Nasarudin membenarkan jika pernikahan berjalan berjalan lancar..
Sayangnya, Nasarudin enggan untuk bercerita mengenai perkawinan tersebut.
"Baiknya bertanya langsung ke juru bicara Syahrini saja deh mas ya," ungkapnya lagi.
Baca: Syahrini Menikah Saat Udara Tokyo 7 Derajat Celsius, Penghangat Dalam Masjid Tak Mampu Usir Dingin
Perkawinan penyanyi bernama asli Fatimah Syahrini Zaelani dengan Reino Barrack berlangsung kemarin pagi mulai sekitar 9:30 waktu Jepang.
Pernikahan berlangsung kurang lebih satu jam di Masjid Camii .
Sebelumnya beredar kabar jika pasangan Syahrini dan Reino Barack ini menginap di salah satu hotel mewah di negeri Sakura yakni Westin Tokyo Hotel Tokyo.
Kemegahan Masjid Camii
Syahrini dan Reino Barack menikah di Masjid Camii yang cukup megah.
Masjid ini diibangun sepenuhnya oleh dana dari pemerintah Turki, bukan seperti kabar yang sater terdengar jika Masjid ini didanai oleh orang Indonesia.
Masjid Camii dibangun bersama sekolah tanggal 12 Mei 1938 oleh imigran Bashkir dan Tatar dari Rusia yang datang ke Jepang setelah Revolusi Oktober. Pembuatan dengan arahan Abdurreshid Ibrahim, Imam pertama masjid, dan Abdülhay Kurban Ali.
Baca: Syarat Syahrini Menikah di Masjid Camii Tokyo, Bayar Uang Sedekah 10 Ribu Yen
Pada tahun 1986, masjid harus dihancurkan karena kerusakan struktural yang parah. Di bawah arahan dan dukungan Diyanet İşleri Başkanlığı, sebuah bangunan baru dimulai pada tahun 1998.
Arsitek untuk bangunan tersebut adalah Muharrem Hilmi Senalp. Ornamen didasarkan pada arsitektur religius Ottoman.
Sekitar 70 pengrajin Turki melakukan perincian finishing, dan sejumlah besar marmer diimpor dari Turki. Konstruksi selesai pada tahun 2000 dengan biaya sekitar 1,5 miliar yen (saat itu). Peresmian penggunaan diadakan pada tanggal 30 Juni 2000.
Tokyo Camii memiliki luas 734 meter persegi dan memiliki satu lantai basement dan tiga lantai di atas tanah dengan total luas lantai 1.477 meter persegi.
Kubah utamanya setinggi 23,25 meter dan didukung oleh enam pilar, sedangkan menara yang berdekatan tingginya 41,48 meter