Cerita Pengalaman Koas, Cecillia Young Bantu Identifikasi Korban Longsor
Cecillia Young yang dikenal di Indonesia sebagai violis, mengenang masa-masa studi kedokteran. Terutama saat menempuh koas.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Cecillia Young yang dikenal di Indonesia sebagai violis, mengenang masa-masa studi kedokteran. Terutama saat menempuh koas.
Sekadar informasi, koas adalah tahap pendidikan dalam memenuhi kompetensi sebelum dinyatakan sebagai seorang dokter.
Soal itu, dr Cecillia Young juga mengalami pengalaman menarik.
Dia menyebut pernah menjalani Koas di beberapa rumah sakit di wilayah Jakarta, Tangerang, Cibinong, Bogor, Kudus, dan Semarang.
Menurut dia, setiap menjalani koas di masing-masing lokasi punya cerita unik tersendiri. Namun, yang paling berkesan saat koas stase Forensik di RS Bhayangkara Semarang.
Baca: Cecillia Young Bakal Geluti Profesi Dokter, Tapi Main Biola Jalan Terus
"Waktu itu kelompok kami mendapat kesempatan menjadi Tim DVI ke Brebes, untuk membantu mengindentifikasi para korban longsor yang kondisinya sangat memprihatinkan di posko antemortem dan postmortem selama 5 hari," terangnya.
DVI adalah singkatan dari Disaster Victim Investigation. Itu merupakan suatu prosedur standar yang dikembangkan oleh Interpol (International Criminal Police Organization) untuk mengidentifikasi korban meninggal.
"Kami sekelompok harus tinggal di salah satu rumah warga setempat, tidak semua kelompok di periode-periode sebelum dan setelah kelompok kami bisa mendapat kesempatan yang sangat berharga dan berkesan seperti itu," katannya.
Kini, Cecillia Young resmi menyandang gelar dokter di depan namanya. Ia berharap kerja kerasnya yang kini terwujud, dapat menginspirasi banyak pihak.
"Aku berharap dapat memberi kontribusi bagi Indonesia, paling tidak mewujudkan masyarakat yang sehat lewat program-program kesehatan sehingga masyarakat aware atas kesehatan mereka," ucap Cecilla yang tengah membidik profesi dokter spesialis tersebut.