Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Lagu '1910' : Simpati Iwan Fals untuk Kecelakaan Kereta Api Tragedi Bintaro 19 Oktober 1987

Tentang dan dibalik Lagu '1910'. Iwan Fals mengambil judul lagu '1910' mengacu waktu terjadinya peristiwa tragedi Bintaro, yakni pada 19 oktober 1987.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
zoom-in Lagu '1910' : Simpati Iwan Fals untuk Kecelakaan Kereta Api Tragedi Bintaro 19 Oktober 1987
print.kompas.com
Lagu '1910' : Simpati Iwan Fals untuk Kecelakaan Kereta Api Tragedi Bintaro 19 Oktober 1987 

KA 225 memang dipenuhi penumpang di luar kapasitasnya. Pada setiap gerbong, tersedia 64 kursi rotan dan saat itu dipenuhi oleh para penumpang.

Namun, kapasitas yang disediakan tak cukup untuk menampung banyaknya orang yang ingin menempuh perjalanan yang sama.

Akhirnya, atap gerbong dan ruang kosong di kiri-kanan lokomotif pun juga dijejali penumpang sebagai tempat tangkringan sementara.

Lokasi kecelakaan yang berada di tikungan juga membuat kedua masinis tidak dapat saling melihat.

Ketika menyadari ada kereta lain di jalur yang sama, sudah terlambat bagi masinis untuk menghentikan laju kereta karena jarak antara keduanya sudah terlalu dekat.

Selain itu, pihak petugas palang pintu kereta juga tak mengetahui simbol genta yang menyebabkan kedua kereta itu berhadapan di rel yang sama.

Tragedi Bintaro menjadi salah satu noda hitam dalam dunia transportasi Indonesia.
Tragedi Bintaro menjadi salah satu noda hitam dalam dunia transportasi Indonesia. (Tribunnews.com)

Lirik 1910 dari Iwan Fals

Apa kabar kereta yang terkapar di Senin pagi?
Di gerbongmu ratusan orang yang mati
Hancurkan mimpi bawa kisah
Air mata
Air mata
Belum usai peluit, belum habis putaran roda
Aku dengar jerit dari Bintaro
Satu lagi catatan sejarah
Air mata
Air mata
Berdarahkah tuan yang duduk di belakang meja?
Atau cukup hanya ucapkan belasungkawa?
Aku bosan
Lalu terangkat semua beban di pundak
Semudah itukah luka-luka terobati?
Nusantara
Tangismu terdengar lagi
Nusantara
Derita bila terhenti
Bilakah?
Bilakah?
19 Oktober tanah Jakarta berwarna merah
Meninggalkan tanya yang tak terjawab
Bangkai kereta lemparkan amarah
Air mata
Air mata
Nusantara
Langitmu saksi kelabu
Nusantara
Terdengar lagi tangismu
Nusantara
Kau simpan kisah kereta
Nusantara
Kabarkan marah sang duka
Saudaraku, pergilah dengan tenang
Sebab duka sudah tak lagi panjang
Saudaraku, pergilah dengan tenang
Nusantara
Nusantara
Nusantara
Nusantara
Nusantara
Nusantara
Nusantara
Nusantara
Saudaraku, pergilah dengan tenang
Sebab duka sudah tak lagi panjang
Saudaraku ...
(Tribunnews.com/Tio/Gera) (Kompas.com/Rosiana Haryanti)
Berita Rekomendasi
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas