Mengenang Sepak-Terjang Djaduk Ferianto di Dunia Seni dan Musik
Djaduk diketahui meninggal di usia 55 tahun. Kabar duka meninggalnya Djaduk Ferianto ini mengejutkan banyak pihak.
Editor: Choirul Arifin
Djaduk sesungguhnya tak cuma kuat dalam penggarapan musik kreatif berbasis instrumen perkusi tradisional, karena berkali-kali Djaduk juga berhasil tampil sebagai penghibur yang kreatif lewat berbagai karya pantomim dan gerak tari.
Berbagai pentas musik di dalam di luar negeri kemudian dijalaninya.
Akhir tahun 1994, Djaduk secara khusus mewakili pertunjukan musik kreatif Yogyakarta dalam muhibah kesenian Pemda DIY ke Perancis bersama seniman bidang lain.
Di tahun 1997, Djaduk membentuk Orkes Keroncong (OK) Sinten Remen dengan maksud ngumpulake balung pisah atau mengumpulkan kembali sanak saudara yang telah lama terpisah.
OK Sinten Remen terbentuk ketika dua grup musik keroncong binaan Djaduk yakni KPB dan Sukar Maju memutuskan untuk melebur jadi satu.
"Akhirnya kami bentuk dengan nama baru yakni OK Sinten Remen," kata Djaduk seperti dikutip dari Harian Kompas, Kamis (25/2/1999).
Bagi Djaduk, keberadaan OK Sinten Remen ini bisa betul-betul mencerminkan semangatnya untuk bisa mengumpulkan balung pisah tadi.
Selain kawan-kawan lamanya bisa menyatu dan manggung bersama lagi, lewat OK Sinten Remen itu ia juga berhasil menggandeng seorang cewek bule asal Belanda yakni Sherly Crooicnans untuk bergabung.
Selamat Berpulang Mas Djaduk...
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengenang Seniman Musik Djaduk Ferianto...
Penulis : Dandy Bayu Bramasta