Tayang Januari 2020, Jejak Langkah 2 Ulama Tampil Beda Dari Sang Pencerah dan Sang Kiai
Pecinta film Indonesia, tak lama lagi akan kembali disuguhkan film bergenre religi berjudul Jejak Langkah 2 Ulama.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Anita K Wardhani
Pria berkacamata ini melanjutkan, film 'Jejak Langkah 2 Ulama' selain menceritakan perjalanan hidup kedua ulama dari masa kecil hingga berhasil mendirikan dua organisai Muhammadiyah dan Nahdlatul 'Ulama.
Film yang dijadwalkan rilis pada Januari 2020 juga berisi tentang kebersaaam antara dua tokoh tersebut saat memperdalam ilmu agama.
Baca: Dimas Shimada, Aktor Blasteran Jepang, Akting Memimpin Tentara Jepang
Baca: Ini Kesulitan Christine Hakim Perankan Istri KH Hasyim Asyari
"Mereka berdua belajar di Sholeh Darat," katanya.
Kehadiran tokoh-tokoh lain seperti Raden Adjeng Kartini dalam perjalanan hidup KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari membuat film tersebut semakin menarik untuk ditonton.
Andika menambahkan, film 'Jejak Langkah 2 Ulama' juga memuat kerja keras kedua tokoh ini dalam membentuk dua organisai Islam terbesar di Indonesia yang masih aksis hingga saat ini.
Menurutnya, pembetukan Muhammadiyah dan Nahdlatul 'Ulama bentuk kerisauan KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari melihat kondisi ketika itu.
"Muhammadiyah dibentuk di Jogja dan di daerah keraton."
"Dan sedangkan KH Hasyim di kawasan Tebuireng daerah bisa dibilang molimoh-lah," lanjut Andika.
Dengan perbedaan lokasi inilah yang membuat cara kedua ulama dalam berdakwah memiliki cara tersendiri.
Meskipun terdapat perbedaan, ternyata ada persamaan di antara KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari yang berhasil dikemas dalam lewat film Jejak Langkah 2 Ulama.
"Yang kita tahu bahwa ini bukan perbedaan, ada persamaan di film ini," tegas Andika.
Pesan Hormati Perbedaan
Sutradara film 'Jejak Langkah 2 Ulama', Sigit Ariansyah menuturkan banyak pelajaran yang bisa diambil generasi milenial dengan menonton film garapannya ini.
Menurutnya, anak muda zaman sekarang sebatas tahu Kyai Haji (KH) Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari secara umum bahwa mereka ulama besar.
Sigit menilai selain ulama besar yang mengajarkan ilmu agama ke santri-santrinya, mereka berdua juga berjuang mewalan kolonialisme pada saat itu.