Garin Nugroho Ungkap Panutan Moral Bukan Tanggung Jawab Pembuat Film: Membuat Orang Merenungi Diri
Garin Nugroho, sutradara yang menggarap film 'Kucumbu Tubuh Indahku' itu menegaskan bahwa panutan moral bukan tanggung jawab dari pembuat film.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Dengan penghargaan dari FFI, Garin menyatakan, FFI telah membuka ruang publik untuk mendiskusikan film Kucumbu Tubuh Indahku.
"Artinya berani membuat ruang publik untuk mendiskusikannya dengan tema-tema yang sensitif itu suatu hal yang harus dihargai," ungkapnya.
Diketahui, sebelum penayangannya, film Kucumbu Tubuh Indahku banyak menuai penolakan dari berbagai pihak.
Sebagai sutradara, Garin Nugroho juga memperoleh banyak hujatan.
Bahkan sempat ada petisi untuk menolak penayangan film Kucumbu Tubuh Indahku karena dianggap film LGBT.
Garin Nugroho, menanggapi dengan santai soal pro kontra tersebut, karena dirinya menagakui memang film buatannya hampir semua sensitif.
"Tapi yang paling penting film ini telah lolos sensor, artinya telah memenuhi prosedur hukum, pro kontra adalah biasa tapi yang menentang harus juga melakukan prosedur hukum," papar Garin Nugroho.
Bagi Garin, masyarakat tidak boleh berlaku sebagai pengadilan untuk melarang dan mencegah film ini tayang, karena film ini sudah lolos sensor.
"Kontrovesi dan pro kontra adalah wajar dalam negara demokrasi, tapi masyarakat jangan berperan sebagai lembaga penegak hukum," jelas Garin Nugroho.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Nanda Lusiana Saputri)