Sedih Nama Suaminya Terseret Kasus Harley Ari Askhara, Iis Dahlia: Kenapa Laki Gue yang Kena
Nama suami Iis Dahlia (47), Satrio Dewandono terseret kasus mantan Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia, Ari Askhara.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama suami Iis Dahlia (47), Satrio Dewandono terseret kasus mantan Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara.
Terseretnya nama Satrio Dewandono karena ia pilot yang diduga membawa motor Harley Davidson dan Sepeda Brompton, yang diduga atas perintah dari Ari Askhara.
Karena Satrio Dewandono diduga terlibat, Iis Dahlia pun terkena imbasnya.
Pedangdut berkumis tipis itu menjadi bulan-bulanan warganet yang mendapatkan komentar pedas, atas skandal Garuda Indonesia.
Iis Dahlia mengaku sangar kaget ketika mendengar kabar dan pemberitaan soal skandal Garuda Indonesia, terlebih atas dugaan keterlibatan sang suami.
"Pas awal gua dapet kabar ya sedih pasti," kata Iis Dahlia yang ditemui di gedung Trans TV, Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (17/12/2019).
Namun, rasa sedih Iis Dahlia bertambah karena warganet yang melontarkan kata-kata pedas di media sosial, karena permasalahan suaminya itu.
"Sedihnya gua karena orang-orang (warganet) enggak ngerti. Kenapa ke gua dikait-kaitinnya? Kenapa dikaitin ke kehidupan gua?," ucapnya.
Baca: Sri Mulyani Kembali Ungkap Kasus Penyelundupan, Dikirim Lewat Tanjung Priok dari Singapura & Jepang
Baca: Iis Dahlia Pertegas Suaminya Tak Terlibat Kasus Penyelundupan Barang Ilegal Ari Askhara
Hal yang membuat pemilik nama lengkap Iis Laeliyah itu adalah komentar warganet perihal kemewahan yang dimilikinya selama ini, warganet menduga hasil fasilitas dari Garuda Indonesia.
"Mereka enggak lihat apa setiap hari gue kerja seperti apa dan enggak ada urusannya, siapa yang punya motor, siapa yang punya sepeda itu, tapi gua yang kena," jelasnya.
Oleh karena itu, Iis meminta kepada warganet untuk cerdas menyikapi isu.
Sehingga nantinya, warganet tak salah kaprah dan salah mengartikan sebuah kasus, dengan berkomentar seenaknya saja.
"Jadi netizen harus pintar. Handphone pada bagus-bagus, googling, kalau orang mau naik pesawat itu seperti apa regulasinya ya kan. Peraturannya seperti apa, siapa yang bekerja, orang itu beda-beda kali," jelasnya.