Demi Film Semesta, Nicholas Saputra Riset Literatur Sampai ke Pelosok Desa
Artis peran Nicholas Saputra (35) kini sedang sibuk mempromosikan film Semesta yang diproduserinya.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Muhammad Naufal
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Artis peran Nicholas Saputra (35) kini sedang sibuk mempromosikan film SEMESTA yang diproduserinya.
Ditemui dikawasan Kuningan, Jakarta Selatan (22/1/2020). Nico sapaan akrabnya Nicholas Saputra mengatakan dirinya sampai harus mencari literatur hingga ke pelosok daerah.
"Saya ikut riset dan syuting. Ada satu dua lokasi yang syutingnya saya enggak ikut karena ada kegiatan lain, tapi untuk risetnya saya pergi ke sebuah tempat mencari tempatnya," ujar Nicholas.
Nicholas Saputra sendiri mengaku mempertimbangkan beberapa provinsi di Indonesia yang mengurangi dampak perubahan iklim dengan merawat alam atas dorongan agama, kepercayaan, dan budaya masing-masing.
Akhirnya selama dua bulan melakukan riset. Dirinya berhasil menyimpulkan bersama Mandy Marahimin untuk memilih Desa Pameu, Aceh, hingga menuju bagian ujung timur Indonesia, tepatnya di Kampung Kapatcol, Papua.
Baca: Kontroversi Menteri Yasonna, Dulu Sebut Dian Sastro Bodoh, Kini Warga Tanjung Priok Dicap Kriminal
Baca: Nicholas Saputra Jadi Produser Film Dokumenter Bertema Keseimbangan Lingkungan
Ketujuh daerah ini dianggap lawan main Dian Sastro di Ada Apa dengan Cinta (AADC) sebagai representasi dari Indonesia karena terbujur dari Sabang sampai Merauke.
Nico sendiri sempat mengalami kendala saat melakukan proses syuting film ini. Dirinya bahkan harus masuk kedalam pedalaman saat syuting didaerah Papua.
"Lokasi syuting film ini sangat jauh dan aksesnya sulit. Waktu di Papua itu di Raja Ampat, tapi bukan yang tempat tourist populernya. Kita masih harus nginep lagi di satu kampung, terus kita harus jalan lagi untuk ke tempatnya," kata Nicholas.
Tidak hanya mengalami kendala saat dirinya harus masuk kedalam pedalaman. Nico sendiri mengaku harus beradaptasi dengan warga setempat agar dapat diterima oleh warga disana.
Baginya tidak mudah melakukan hal itu, untungnya warga disana menerima mereka yang akan syuting di daerahnya.
"Di Aceh juga begitu. Di Flores juga begitu, bukan di Labuan Bajo-nya, tapi kita masuk lagi. Jadi itu, ya, waktu dan challenge untuk menuju ke tempat tersebut. Tapi, untungnya kita di terima sama warga sana," tambah Nicholas Saputra.
Kehadiran film SEMESTA ini rencananya akan tayang terbatas di bioskop mulai 30 Januari 2020.
Diharapkan film dokumenter ini tidak hanya menjadi pengingat sementara, tapi juga memantik semua orang untuk tergerak hatinya untuk menjaga dan memelihara alam yang berkesinambungan. Demi masa depan kita semua
Film SEMESTA berkisah tentang tujuh orang dari tujuh provinsi di Indonesia yang bergerak mengurangi dampak dari perubahan iklim dengan merawat alam atas dorongan agama, kepercayaan, dan budaya masing-masing.
Melalui rangkaian kisah tujuh sosok inspiratif ini, film SEMESTA mengajak kita berkeliling Indonesia sembari menikmati kekayaan alam di Tanah Air, mulai dari titik ujung barat, yakni Desa Pameu, Aceh, hingga menuju bagian ujung timur Indonesia, tepatnya di Kampung Kapatcol, Papua.
Film Semesta adalah debut Tanakhir Films memproduksi film dokumenter panjang. Sebelumnya film ini berhasil menjadi nomine dalam kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia 2018.
Film ini juga terseleksi untuk diputar di Suncine International Environmental Film Festival yang berlangsung di Barcelona, Spanyol (6-14 November 2019). (M22)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.