Sarah Keihl Lelang Keperawanan Rp 2 M Ngaku Bercanda, Psikolog: Caranya Tidak Tepat
Selebgram Sarah Keihl sedang menjadi perhatian setelah ungkapan kontroversialnya melelang keperawanan mulai Rp 2 miliar untuk penanganan covid-19
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Selebgram Sarah Keihl sedang menjadi perhatian setelah ungkapan kontroversialnya melelang keperawanan mulai Rp 2 miliar untuk membantu penanganan Covid-19 di Indonesia.
Meski akhirnya diklarifikasi sebagai aksi sarkasme, apa yang dilakukan Sarah Keihl dinilai tidak tepat.
Hal tersebut diungkapkan Kurniasih Dwi Purwanti atau kerap disapa Unie, psikolog dari RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dan RS Ananda Purwokerto.
Seperti diketahui, Sarah Keihl dalam klarifikasinya mengungkapkan bermaksud membuat sindiran kepada masyarakat yang masih tidak mematuhi anjuran pemerintah dan masih tidak peduli dengan virus corona.
"Saat mengungkapkan ingin melelang keperawanan karena kecewa, kalau memang kecewa, 200 juta orang Indonesia mungkin juga kecewa," ungkap Unie kepada Tribunnews melalui telewicara video, Kamis (21/5/2020).
Baca: Bercanda soal Lelang Keperawanan, Sarah Keihl Disebut Cuma Kejar Viral
Unie menyebut cara yang dilakukan tidak tepat.
Meskipun niatnya untuk menyadarkan masyarakat yang masih belum peduli ada benarnya.
"Secara psikologis mungkin maksud awalnya baik, tapi caranya tidak tepat," ungkapnya.
"Saya rasa banyak cara yang bisa dilakukan," imbuhnya.
Unie juga menyebut candaan yang dilakukan sulit diterima di masyarakat Indonesia.
"Tidak tepat misalkan itu bercandaan, saya yakin banyak pola pikir, pola perilaku, dan pola rasa yang harus dipikirkan matang-matang," ungkapnya.
Terlebih, Sarah Keihl mengungkapkannya dengan nada dan gimik keseriusan.
Baca: Sarah Keihl Minta Maaf, Terbongkar Modusnya Lelang Keperawanan Demi Pansos
Sehingga sulit diterima jika bertujuan untuk menyindir atau sarkasme.
"Penyampaiannya biasa, tidak mengolok-olok dan sebagainya," ujarnya.
Unie menyebut mungkin ini menjadi kasus pertama adanya perempuan yang melelang keperawanan.
"Melelang Rp 2 miliar, ya baru ini," ujarnya.
Citra Menjadi Buruk
Lebih lanjut apa yang dilakukan Sarah Keihl dipandang amat merugikan.
Sebagai selebgram yang memiliki citra positif pun dinilai ternodai dari aksinya itu.
"Saya rasa ini eman (disayangkan) apa yang sudah ditampilkan selama ini dinodai hal semacam itu," ujarnya.
"Temen-temen bisa melihat postingannya yang lain itu baik-baik saja," imbuhnya.
Unie juga menilai ada rasa takut yang dialami Sarah Keihl.
Terlihat dari bagaimana ia langsung menghapus unggahan dan segera mengklarifikasi dan meminta maaf.
"Ketika ia tidak terkontrol kemudian menyampaikan seperti itu, kalau ketakutan iya. Saya kira kontrol dirinya waktu membuat itu tidak pas dan kemudian menyesali," ujarnya.
Baca: Orangtua Indira Kalistha Sering Nangis Usai Anaknya Viral karena Remehkan Virus Corona
Unie menilai banyak cara yang bisa digunakan publik figur untuk berperan dalam perang melawan pandemi Covid-19.
"Sudah banyak yang melakukan penggalangan dan membuat konten kreatif," ujarnya.
Unie mencontohkan, hal sederhana namun mengena di masyarakat.
"Ada kemarin saya lihat membuat TikTok memakai masker, membuat lagu, puisi, dan sebagainya," ujarnya.
Menurut Unie, publik figur dan influencer lebih baik melakukan apa yang dia bisa.
"Kalau memang ingin menyampaikan kekecewaan, lakukan apa yang dia bisa," ungkap Unie.
"Bisa dilakukan dengan hal lucu seperti yang dilakukan Bintang Emon," imbuhnya.
Baca: Indira Kalistha Ngaku Gugup karena Introvert, Psikolog: Justru Introvert Kalau Ngomong Dipikir Dulu
Pesan untuk Warganet
Sementara itu sebagai masyarakat, Unie menyebut perlunya penyaringan informasi dan kontrol diri.
"Sekarang saking gampangnya mendapat informasi, kita harus bisa menyaring informasi," ungkapnya.
Dalam menilai sebuah kejadian atau tindakan, Unie menyebut jangan langsung menerima 100 persen.
"Melihat dahulu jangan sampai menghujat, bagaimana latar belakangnya," ujarnya.
Selain itu Unie juga berpesan agar masyarakat dapat mengambil peran dalam menghadapi pandemi Covid-19.
"Tetap lakukan anjuran pemerintah," ungkap Unie.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)