Cerita Dita Karang Tentang Ambisi, Kegagalan, hingga Jadi Member Girl Group SECRET NUMBER
Dita Karang belakangan ini jadi sorotan karena kiprahnya sebagai member girlband Korea Selatan, SECRET NUMBER.
Editor: Willem Jonata
![Cerita Dita Karang Tentang Ambisi, Kegagalan, hingga Jadi Member Girl Group SECRET NUMBER](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/janji-dita-karang-kepada-fans-indonesia-setelah-jadi-gadis-indonesia-pertama-yang-debut-di-grup-kpop.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Dita Karang belakangan ini jadi sorotan karena kiprahnya sebagai member girl group Korea Selatan, SECRET NUMBER.
Berada di posisi tersebut merupakan prestasi besar. Dita Karang yang asal Yogyakarta itu, membanggakan nama Indonesia di dunia musik Kpop.
Berikut cerita Dita Karang sebelum berkarier di Korea yang dirangkum Kompas.com.
1. Sejak kecil suka menari
Dalam siaran Instagram Live bersama Dian Sastro, Minggu (24/5/2020), Dita mengatakan sejak kanak-kanak memang menyukai menari.
Baca: Cerita Pertemuan Pertamanya dengan Dita Karang, Dian Sastro Sempat Ciut dan Minder
"Dari SD aku emang udah suka balet gitu-gitu. Aku yang minta sama orangtua. 'Boleh enggak les ini, boleh enggak les ini?'," tutur Dita.
![Dian Sastro ngobrol dengan Dita Karang](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ditaidiata.jpg)
Memasuki usia SMP, Dita mulai mengenal musik Kpop dan melakukan cover dance grup 2NE1.
2. Tidak terpikirkan jadi idol
Kpop Meski menari sudah menjadi aktivitas yang digelutinya sejak kecil, Dita mengaku tidak pernah sengaja bercita-cita menjadi idola Kpop kala itu.
"Tapi aku enggak pernah kepikiran tujuanku adalah Kpop idol gitu, aku enggak pernah sebenarnya," ujar Dita.
Pilihannya Jadi Performer Saat di bangku SMA Dita merasa ia harus memilih menari dan tampil sebagai performer yang ia sukai menjadi sebuah pekerjaan.
Baca: 9 Idol KPop Ini Rupanya Memiliki Masalah Keluarga yang Pelik, dari Utang hingga Perceraian Orang Tua
Dara kelahiran 25 Desember 1996 ini lalu ingin kuliah di AMDA College and Conservatory of the Performing Arts di New York, Amerika Serikat.
3. Orangtua ragu
Menurut Dita, orangtuanya sempat merasa kurang tepat menjadikan penampil sebagai pekerjaan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.