"Akhirnya mereka memutuskan untuk membakar kota mereka, dan 200 ribu orang penduduk Bandung pergi ke pegunungan, gitu ceritanya," kata Aqi.

Audrey menambahkan, dahulu para pejuang tak hanya bertaruh nyawa namun juga merelakan harta mereka.

"Jadi para pejuang selain mengorbankan nyawa, mereka juga mengorbankan rumah untuk dibakar."

"Semua itu, demi mencapai kemerdekaan negara kita," tutur Audrey.

Aqi dan Audrey sukses mengaransemen Halo Halo Bandung jadi lebih ear catching tanpa menghilangkan nuansa nasionalis.

Setelah bernyanyi, para penonton diajak untuk menjawab pertanyaan interaktif seputar lagu dan kota Bandung.

Baca juga: Bernostalgia Bersama hingga Ciptakan Momen Berkualitas dengan Buah Hati Lewat Sofa Kuning

Baca juga: Cerita Aqi Singgih-Audrey Meirina Beri Sentuhan Baru pada Lagu-lagu Anak di Sofa Kuning

Lagu kedua yang mereka bawakan adalah lagu daerah Nusa Tenggara Timur, yakni Potong Bebek Angsa.

Berbeda dari lagu pertama, di lagu kedua ini Rhuka tampak tak malu lagi untuk ikut bernyayi.

Sementara itu Gaia terlihat begitu bersemangat menari dengan iringan lagu Potong Bebek Angsa.

Episode pertama Sofa Kuning ditutup dengan lagu daerah dari Papua, berjudul Apuse.

Aransemen Apuse semakin segar dengan nuansa hip-hop yang dinyanyikan oleh Aqi.

Meski Sofa Kuning menjadi program pertama bagi Rhuka dan Gaia, namun Aqi dan Audrey mengaku tak mengalami banyak kesulitan.

Terlebih selama ini Aqi dan Audrey telah membiasakan kedua buah hatinya dengan lagu-lagu anak.

Melalui pesan singkatnya kepada Tribunnews. com Aqi menyebut jika bernyanyi adalah hobi keluarga mereka.