Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Kadar Bilirubin Tinggi, Anak Kedua Ringgo dan Sabai Morscheck Masih Disinar, Belum Boleh Pulang

Curtis Ziggy Mars Morscheck masih dirawat di rumah sakit karena bilirubinnya tinggi. Mengapa bisa terjadi?

Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kadar Bilirubin Tinggi, Anak Kedua Ringgo dan Sabai Morscheck Masih Disinar, Belum Boleh Pulang
Instagram @ringgoagus
Ringgo Agus, Bjorka dan Sabai Dieter 

Kuning pada bayi baru lahir (neonatal jaundice) adalah timbulnya warna kuning pada kulit dan jaringan tubuh lain pada bayi.

Menurut dokter spesialis anak Nita Ratna Dewanti dari Rumah Sakit Premier Bintaro, kuning terjadi jika kadar bilirubin lebih dari 5 miligram/dL. Bilirubin merupakan hasil penguraian sel darah merah.

”Kuning fisiologis terjadi karena bayi harus mengurai sel darah merah dari ibu. Ketika dalam kandungan, pasokan darah yang membawa zat gizi dan oksigen dikembalikan ke tubuh ibu. Setelah bayi dilahirkan, sel darah merah harus diurai sendiri. Bilirubin diolah di hati, kemudian dibuang lewat usus dan ginjal (bersama tinja dan air kemih, Red). Hati bayi belum berfungsi sempurna, akibatnya banyak bilirubin menumpuk dalam darah bayi dan menimbulkan warna kuning,” Nita menjelaskan.

Sel darah merah pada bayi baru lahir juga relatif tinggi. Hal itu terlihat dari kadar hemoglobin (Hb) bayi yang umumnya 20 g/dL, padahal Hb orang dewasa sekitar 12 g/dL.

Nita menyatakan, kadar bilirubin sampai 12 mg/dL pada bayi baru lahir masih dianggap normal. Bayi tidak perlu diberi apa-apa, cukup dijemur pada pagi hari serta banyak diberi air susu ibu (ASI). Meskipun demikian, bayi tetap harus dipantau.

Perlukah Orangtua Khawatir?

Kadar bilirubin perlu diwaspadai jika sudah meningkat menjadi lebih dari 12 mg/dL. Pada kondisi ini bayi perlu mendapatkan fototerapi. Yaitu penyinaran dengan sinar biru berpanjang gelombang 420-448 nanometer untuk mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin.

Berita Rekomendasi

Fototerapi cukup aman. Efek samping dari fototerapi relatif ringan. Yaitu berupa kulit kering, dehidrasi ringan, kemerahan (rash) pada kulit bayi yang sensitif, serta diare ringan. Agar bayi tidak silau dan terganggu, mata bayi perlu ditutup.

Kadar bilirubin di bawah 20 mg/dL biasanya tidak berakibat fatal. Namun, orangtua harus waspada. Jika kadar bilirubin sudah lebih dari 25 mg/dL, fototerapi tidak cukup. Bayi perlu mendapat transfusi tukar darah (exchange transfusion) beberapa kali.

Pada kadar bilirubin lebih dari 30 mg/dL biasanya bayi sulit tertolong. Bilirubin meracuni mata yang bisa berakibat kebutaan, pada telinga berakibat ketulian, dan pada otak ditandai kejang karena bayi mengalami enselopati akibat bilirubin (kernicterus). Kondisi ini bisa menimbulkan kecacatan, penurunan kecerdasan pada anak, bahkan kematian.

Kuning biasanya terjadi setelah 2-4 hari bayi dilahirkan. Saat itu, sel darah merah mulai diurai untuk digantikan dengan sel darah merah baru. Kadar bilirubin akan meningkat, kemudian berangsur-angsur turun dalam dua minggu sampai sebulan.

Jika kuning sudah terlihat di hari pertama, demikian Nita, bayi perlu pemeriksaan intensif karena dikhawatirkan kuning yang terjadi bersifat patologis, yaitu akibat infeksi atau penyakit lain. Misalnya, penyakit hemolitik (penguraian sel darah merah yang tidak normal), infeksi virus (toksoplasma, rubela, campak), penyakit metabolik, serta tersumbatnya kantong empedu.

Gejala kuning bisa dilihat pada wajah dan bagian tubuh lain, pada kulit jika ditekan berwarna kuning, ataupun bagian putih mata bayi menjadi kuning. Pada kadar bilirubin tinggi, bayi akan mengalami demam, menjadi loyo, dan tidak bernafsu minum susu.

Bayi kuning difototerapi
Bayi kuning difototerapi (net)

Jenis penyebab

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas