Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Sebut Film Sejarah Tak Terlalu Laku di Indonesia, Sutradara Riri Riza Ungkap Tantangannya

Ia menilai penonton di Indonesia, tidak tertarik terlalu tertarik dengan film sejarah, melainkan tertarik dengan drama yang terkandung di dalamnya.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Sebut Film Sejarah Tak Terlalu Laku di Indonesia, Sutradara Riri Riza Ungkap Tantangannya
TRIBUNNEWS.COM/Fauzi Nur Alamsyah
Sutradara ternama Indonesia, Riri Riza saat mengiktui webinar di Harian Kompas bertajuk Ruang Dialog Sinema, Senin (29/3/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sutradara film Mohammad Rivai Riza atau akrab dikenal Riri Riza, menuturkan film sejarah tidak terlalu diminati masyarakat Indonesia.

Ia menilai para penonton, khususnya di Indonesia, tidak tertarik akan hal tersebut, melainkan tertarik dengan cerita atau drama yang terkandung di dalamnya.

“Film sejarah itu adalah sesuatu yang tantangannya besar dan ini juga menarik biasanya sih tidak terlalu laku ya, secara di sini tidak terlalu tertarik kalau dibilang ini tentang sejarahnya siapa, enggak, mereka tertarik dengan ceritanya,” ucap sutradara senior ini, Senin (29/3/2021).

Baca juga: Membuat Film Animasi Sejarah Tidak Mudah, Libatkan Ratusan Animator untuk Pengerjaannya

Ia menambahkan sutradara untuk membuat film tentang sejarah, sebaiknya menggali kembali cerita di dalamnya, itulah yang menurutnya menjadi nilai tersendiri untuk dijual kepada para penonton.

“Ketika kita coba-coba menjual sejarahnya, mereka (penonton) tidak tertarik, mereka tertarik ada drama apa, nah itu yang harus di kedepankan. Itu yang menurut saya yang manjadi tantangan, ungkapnya.

Pria yang telah berkarir selama 23 tahun ini juga mencontohkan dari film-film yang telah tayang di bioskop yang tetap mencari cerita di dalam sebuah sejarah.

Berita Rekomendasi

“Coba lihat semua film yang berhasil yang membawa tentang sejarah, tetep aja ada kisah cintannya kan, ketika Hanung Bramantyo membuat film Soekarno itu harus  ada element dramatik pilihan-pilihan romantik dari Bung Karno supaya dia bisa diterima penonton bioskop yang biasanya usia dari 13 sampai 18 tahun, itu suatu kenyataan ,” tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas