Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Kenang Ulang Tahun Sang Proklamator, Guntur Soekarno Kembali Luncurkan Buku Bung Karno

Bertepatan di hari ulang tahun Ir. Soekarno, Guntur Soekarno kembali meluncurkan buku bertajuk 'Bung Karno, Bapakku, Kawanku, Guruku.'

Penulis: M Alivio Mubarak Junior
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kenang Ulang Tahun Sang Proklamator, Guntur Soekarno Kembali Luncurkan Buku Bung Karno
TRIBUNNEWS.COM/ALIVIO
Tangkapan layar Guntur Soekarno saat diskusi virtual, Minggu (6/6/2021). Bertepatan di hari ulang tahun Ir. Soekarno, Guntur Soekarno kembali meluncurkan buku bertajuk 'Bung Karno, Bapakku, Kawanku, Guruku 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alivio

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bertepatan di hari ulang tahun Ir. Soekarno, Guntur Soekarno kembali meluncurkan buku bertajuk 'Bung Karno, Bapakku, Kawanku, Guruku.'

Seperti diketahui, buku ini kembali dicetak putra sulung Soerkarno ini untuk ketiga kalinya.

Peluncurkan buku ini sekaligus kembali mengenang sang proklamator yakni Presiden pertama Indonesia yang berulang tahun pada 6 Juni 1901.

Selain itu ia menilai, saat ini ada kalangan yang masih terus berupaya melakukan de-soekarnoisasi.

Baca juga: FOTO Kebersamaan Prabowo dan Megawati saat Resmikan Patung Soekarno Menunggang Kuda

Baca juga: Ganjar Pranowo Setuju dengan Pernyataan Megawati Soekarnoputri: Petugas Partai Harus Nurut

Karena itu, Guntur menjelaskan perlu pengingat agar rakyat dan juga generasi muda tidak melupakan siapa itu Soekarno.

“Sekarang ini ada sebagian kalangan ingin melakukan de-soekarnoisasi. Sehingga anak muda sekarang enggak jelas mengenai identitas politiknya, nasionalisme juga mlempem, untuk itu, saya pikir perlu ada bacaan yang bisa menimbulkan itu,” kata Guntur saat diskusi virtual, Minggu (6/6/2021).

Berita Rekomendasi

Guntur menjelaskan, Indonesia saat ini sangat memerlukan adanya indoktrinasi untuk pembinaan watak dan jiwa bangsa.

Indoktrinasi ini telah dihapuskan pada era orde baru. Dan seharusnya di era reformasi, pembinaan watak dan jiwa bangsa diselenggarakan.

“Jadi jiwa dulu yang dibangun. Watak yang dibangun. Dengan begitu, secara otomatis rasa patriotisme, nasionalisme, pengenalan pada pahlawan akan timbul, jadi inget lagi. Siapa Pangeran Diponegoro? Siapa Gatot Soebroto,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, dalam bukunya, dia mencoba mengenalkan sosok Soekarno dengan cara paling sederhana.

Guntur menuliskan semua pengalaman dirinya dengan Soekarno, sebagai seorang anak, kawan sekaligus murid.

“Saya itu menulis artikel enggak pakai referensi, hanya dengan ingatan saja. Apa yang diingat saja, berdasarkan pengalaman, jadi bentuk artikelnya semacam, Bung Karno ngomong apa saya jawab apa. Jadi tanya jawab,” jelasnya.

Selain itu, ia menceritakan, buku ini pertama kali diterbitkan pada 1977 tepatnya saat orde baru.

Kala itu, orde baru terus melakukan de-soekarnoisasi secara masif kepada rakyat dan generasi muda.

Dan untuk mencegah hal tersebut terjadi, Guntur menilai, menulis adalah satu di antara cara agar ingatan rakyat tetap mengenang dan tidak lupa sosok Soekarno.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas