Jadi Pengisi Suara di Film Raya and The Last Dragon, Eva Celia Belajar Letakkan Emosi
Eva Celia harus mengerti bahwa melakukan dubbing perlu meletakkan emosi dan mood dalam kata atau kalimat yang dia bacakan.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjadi pengisi suara untuk karakter Namaari dalam film animasi Raya and The Last Dragon produksi Walt Disney merupakan hal yang tak pernah terbayangkan bagi artis Eva Celia Latjuba.
Sejak kecil, Eva memang telah begitu dekat serta mengagumi dan mencintai karya-karya Walt Disney.
"Lagunya aku hafal, even until now. Misal aku lagi di jalan sering banget aku dengar lagu-lagunya Disney. Pokoknya karya-karya Disney memang sedekat itu sama aku," ujar Eva saat berbincang dengan Tribunnews.com, Rabu (9/6/2021).
Menjadi pengisi suara atau dubber merupakan pengalaman pertama dalam hidup Eva.
Baca juga: Sukses Isi Suara Namaari di Film Animasi Raya and The Last Dragon, Eva Celia Ketagihan
Baca juga: Cerita Eva Celia Gugup Jelang Rekaman Untuk Film Raya and The Last Dragon
Hal yang menjadi tantangan besar adalah di pengalaman pertamanya itu, Eva langsung menjadi pengisi suara untuk film animasi milik Walt Disney.
Di pengalaman pertamanya menjadi seorang dubber, Eva lebih banyak menerapkan konsep learning by doing.
Menurutnya tidak mudah menjadi seorang dubber.
Ada begitu banyak tantangan baru yang dihadapi putri dari Sophia Latjuba itu.
Awalnya Eva Celia harus mengerti bahwa melakukan dubbing perlu meletakkan emosi dan mood dalam kata atau kalimat yang dia bacakan.
Itu diperlukan agar pesan dari karakter yang dia perankan bisa tersampaikan sebagaimana mestinya.
"Dubbing itu kita harus letakkan emosi kita di dalam kata-kata, to make a character comes to live. Dari gambar menjadi hidup," kata Eva.
Terkadang seorang dubber harus mengikuti gestur atau gerakan-gerakan tubuh yang dibuat oleh karakter animasi yang diperankan.
Meski awalnya merasa aneh, Eva akhirnya menyadari bahwa hal demikian normal dilakukan.