Kritik Oligarki, Penyanyi Gust Tak Sangka Lagu City of Lies Karyanya Dapat Perhatian di Media Sosial
Lagu City of Lies milik Gust dinilai cukup mewakili suara hati para pendengarnya.
Editor: Willem Jonata

TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi Gust sama sekali tak sangka lagunya berjudul "City of Lies" mendapat perhatian di media sosial.
Di instagram misalnya, video lagu "City of Lies" sudah ditonton lebih dari 16 ribu kali.
Itu, menurut Gust, merupakan angka luar biasa untuk lirik dan genre lagu yang harus diakui tidak populer.
"Biasanya kan lagu cinta-cintaan atau apalah. Nah ini, kok, genrenya electro pop retro tapi temanya dunia tipu-tipu, oligarki dan sindiran ke kaum elite tapi mereka suka," ujar Gust.
Gust mengatakan lagunya sangat relevan dengan situasi dan kondisi hari-hari ini.
Baca juga: Daun Jatuh Rilis Single Berjudul Momen, Inspirasi Mereka dari Pasien Covid-19
Baca juga: Jay Yen Gandeng Rafael SMASH Rilis Single I Love You, Tentang Perjalanan Cintanya di Masa Pandemi
Dari lagu sindiran pada kaum elite ini menandakan bahwa masyarakat sudah sangat lelah dengan perilaku oligarki.
Lagu City of Lies milik Gust mungkin dinilai cukup mewakili suara hati para pendengarnya. Terlebih dikemas dengan musik yang easy listening, sehingga sangat nyaman didengar sehari-hari.
Biasanya lagu-lagi kritik pada oligarki dikemas dengan nada menghentak dan menonjolkan suara yang kuat, namun lagu milik gust disajikan berbeda.
Baca juga: Tentang Perjuangan Hidup, Serdadu Sam Rilis Single Perdana Berjudul Kami Adalah Badai
Pendengar masih bisa menikmati lagu ini tanpa pusing meski pesan yang dibawakan berisikan kekesalan pada oligarki.
Sebelumnya, pada tahun 2015 silam Gust telah membuat mini album berjudul Stop The Pain berisi empat lagu.
Sementara lagu City of Lies dirilis di platform musik digital pada 12 Juli lalu, di bawah naungan producer Faishal Hafizh Dwiantara dari Stut Studio, Nuno Satrida dari Mantra Recording Indonesia dan Rocky Daniel dari TinMan Audiolab.
"Lagu ini tentang dunia tipu-tipu, bukan cuma di sosmed umbar-umbar kesuksesan, kekayaan, ke-hype-an atau apalah yang bohongan. Tapi juga tipu-tipu di dunia politik hingga investasi yang melibatkan kaum elit. Konteksnya seluruh dunia lho, ya, jangan baper. haha," katanya berkelakar.
Pria bernama lengkap Gustidin Muhammad itu meramu aransemen musik pop-elektronik dalam lagu City of Lies yang berkolaborasi dengan sejumlah komposer dan produser di atas. Lagu menjadi semakin apik berkat sentuhan mixing dan mastering oleh Nuno satrida.
Terlihat dari akun Instagram pribadinya @@ggguuusssttt, Gust bukan hanya seorang seniman melainkan juga seorang trader, investment advisor dan praktisi cryptocurrency. Ia pun terlihat gemar traveling, banyak foto-foto liburan di akun Instagramnya tersebut.
Gust juga gemar berargumen kritis terhadap keadaan saat ini. Musisi maupun penyanyi seperti Gust dan yang lebih senior, yang berani bersuara atas kekejaman oligarki ini sangat dibutuhkan di industri musik Tanah Air.
Sebab, protes tak hanya dilakukan dengan demo semata tetapi juga bisa lewat lagu. Melalui musik, kritik yang disampaikan akan lebih mudah diterima oleh telinga masyarakat.