Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Jadwal Tayang Film Pengkhianatan G30S PKI di TV Nasional, Ada MNCTV dan TvOne

Pada tahun ini, stasiun televisi yang menayangkan film G30S/PKI adalah MNCTV dan TvOne.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Jadwal Tayang Film Pengkhianatan G30S PKI di TV Nasional, Ada MNCTV dan TvOne
Instagram @tvonenews
Berikut jadwal penayangan film G30S/PKI di MNCTV dan TvOne 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut jadwal penayangan film Pengkhianatan G30S/PKI di MNCTV dan TVOne.

Menuju 30 September, film G30S/PKI akan ditayangkan di stasiun TV nasional.

Hingga artikel ini ditulis, stasiun TV yang mengumumkan akan menayangkan film G30S/PKI adalah MNCTV dan TvOne.

Melalui laman resminya, MNCTV akan menayangkan film G30S/PKI pada Selasa, 29 September 2021 pukul 19.30 WIB.

Sementara itu, tvOne akan menayangkan film G30S/PKI pada Rabu, 30 September 2021 pukul 21.00 WIB.

Baca juga: TV One dan MNC TV akan Tayangkan Film Pengkhianatan G30S PKI, Roy Suryo: Layak Diapresiasi

Hal tersebut sesuai dengan unggahan akun Instagram @tvonenews.

"Sejarah mencatat Gerakan 30S/PKI merupakan peristiwa yang terjadi di tanah air."

BERITA REKOMENDASI

"Gerakan ini disebut bertujuan menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno. Tak hanya itu, hal ini disebut-sebut sebagai gerakan untuk mengubah Indonesia menjadi negara komunis." tulis akun tersebut.

Pembuatan film G30S/PKI bertujuan untuk mengenang peristiwa kelam pembunuhan para Pahlawan Revolusi.

Namun, kebenaran isi cerita dalam film tersebut menjadi pro kontra.

Baca juga: PPKI: Sejarah, Tugas, Jumlah Anggota dan Hasil Sidang

Baca juga: Daftar Hari Besar Bulan September 2021: Hari PMI, Hari Tani Nasional hingga Hari Peringatan G30S PKI

Di luar pro kontra yang terjadi, berikut fakta tentang film G30S/PKI sebagaimana dihimpun Tribunnews.com pada Senin (28/9/2021):

1. Tayang Perdana Tahun 1984


Film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI perdana dirilis pada 1984.

Film ini diproduksi oleh Pusat produksi Film Negara (PFN).

Selain itu, film ini tayang di bioskop dan wajib ditayangkan di TVRI setiap 30 September malam.

Dikutip dari Intisari, film ini, diakui para pembuatnya sebagai drama dokumenter bukan dokumenter.

Sebagian besar adegan dibuat dalam rekaan ulang.

Namun, ada juga beberapa bagian (sangat sedikit) berupa dokumentasi.

Jalan cerita dari film ini berdasarkan pada buku Tragedi Nasional Percobaan Kup G30S/PKI.

Buku tersebut ditulis oleh sejarawan militer, Nugroho Notosusanto.

2. Film dengan Biaya Produksi Termahal di Masanya

Film G30S/PKI pada saat proses produksinya, menghabiskan biasa sebesar Rp 800 juta.

Pada masa itu, angka tersebut terbilang besar dalam produksi film.

3. Tak Lagi Wajib Ditayangkan Sejak 1998.

Film G30S/PKI yang mulanya diwajibkan tayang di televisi, pada Oktober 1988 mulai dihentikan.

Dikutip dari Intisari, ketika Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya, 21 Mei 1998, mulai banyak pihak mengkritisi film ini.

Majalah Tempo menulis, Menteri Pendidikan Juwono Sudarsono saat itu mengatakan, ia pernah ditelepon Marsekal Udara Saleh Basarah, Kepala Staf Angkatan Udara KSAU (1973-1977) sekitar bulan Juni-Juli 1998.

"Beliau keberatan karena film itu mengulang-ulang keterlibatan perwira AURI pada peristiwa itu (30 September)," kata Juwono ketika diwawancarai 28 September 2012.

Pada saat itu, Juwono adalah seorang menteri pendidikan.

Juwono meminta kepada para ahli sejarah untuk meninjau kembali kurikulum pelajaran sejarah tingkat SMP dan SMA, khususnya yang memuat peristiwa-peristiwa penting.

Hal tersebut dilakukan, supaya informasi yang diperoleh siswa didik lebih berimbang.

Menteri Penerangan saat itu, Letjend (Purn) TNI Yunus Yosfiah mengatakan, pemutaran film yang bernuansa pengkultusan tokoh, seperti film Pengkhianatan G30S/PKI, Janur Kuning, dan Serangan Fajar tidak sesuai lagi dengan dinamika Reformasi.

"Karena itu, tanggal 30 September mendatang, TVRI dan TV swasta tidak akan menayangkan lagi film Pengkhianatan G30S/PKI," ujar Yunus seperti ditulis dalam harian Kompas, 24 September 1998.

(Tribunnews.com/Farrah Putri/Daryono)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas