Pendekar Perguruan Silat di Lamongan Mengamuk, Aniaya Warga hingga Lakukan Perusakan
Akibat kejadian itu, seorang kakek dan seorang pelajar mengalami luka serius. warung kopi milik warga dirusak.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Pendekar dari satu perguruan silat di Lamongan, Jawa Timur, mengamuk hingga membuat suasana memanas.
Akibat kejadian itu, seorang kakek bernama Marki (60) warga Dusun Tengger RT 04 RW 02 Desa Tlogorejo Kecamatan Kepohbaru, Bojonegoro, menjadi korban. Kepalanya bocor.
Seorang pelajar Vio Berjian (18), warga jalan Pembangunan nomor 47 Desa Bedahan Kecamatan Babat juga menjadi sasaran kebrutalan para pendekar tersebut.
Tak hanya itu, pelaku juga merusak sebuah warung kopi milik warga menggunakan tangan kosong dan parang.
Baca juga: Puluhan Pendekar di Lamongan Rusak Warung dan Aniaya Warga
Kejadian brutal para pendekar itu berlangsung pada Sabtu (19/3/2022) dini hari.
Menurut saksi yang enggan disebut namanya, mengungkapkan gerombolan pendekar sekitar 100 orang itu, semula melakukan konvoi di sepanjang jalan Jombang hingga Tugu Wingko, depan UD Diesel.
Sekitar pukul 22.30 WIB, korban bersama para saksi minum kopi di pertigaan tugu wingko depan UD Diesel.
Tiba-tiba datang dari arah selatan, jalan Jombang gerombolan pendekar kurang lebih 100 orang langsung menyerang korban dan merusak warung kopi dengan melempari batu sehingga mengenai kepala korban pemilik warung, Marki mengalami robek pada bagian kepala.
Serangannya begitu cepat tanpa tahu apa penyebab kedua korban dan warung menjadi sasaran pendekar sok jagoan itu.
Baca juga: Dua Kasus Penganiayaan Saat Pengerepukan di Denpasar Dipicu Kesalahpahaman
Selain Marki, Vio Berjian mengalami luka robek pada bagian mulut, luka lecet bagian kaki sebelah kiri dan tangan.
Puas merusak warung dan melukai dua korban, gerombolan pelaku melarikan diri ke arah Bojonegoro.
"Kami di warung, tahu-tahu diserang begitu saja," kata saksi korban Vio Berjian.
Baca juga: Ibu Aniaya Anak hingga Tewas Usai Dengar Bisikan Gaib, Ini Kata Warga Tentang Keseharian Pelaku
Dua saksi MM dan WS dibenarkan saksi lainnya, EN (18).
"Ya begitulah kenyataannya saat para pendekar beraksi brutal," ungkap saksi EN pada penyidik.