Sang Ayah Meninggal Dunia Usai Terinfeksi Covid-19, Ira Koesno: Jangan Anggap Remeh Omicron
Ayahanda mantan presenter televisi yang juga moderator Debat Capres Ira Koesno, yakni Koesno Martoatmodjo meninggal dunia.
Penulis: M Alivio Mubarak Junior
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mohammad Alivio
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ayahanda mantan presenter televisi yang juga moderator Debat Capres Ira Koesno, yakni Koesno Martoatmodjo meninggal dunia.
Koesno Martoatmodjo meninggal dunia setelah lebih dari satu bulan berjuang melawan Covid-19.
Dia yang berprofesi sebagai dokter anak tersebut menghembuskan napas terakhirnya di usia 83 tahun pada Kamis (24/3/2022) pukul 17.23 WIB di RS Pertamina Jaya, Jakarta Pusat.
Baca juga: Ira Koesno Bongkar Penyesalan Lucinta Luna, Simpan Depresi di Balik Tipuan Keceriaan Sebagai Artis
Baca juga: Kemenkes: Lonjakan Subvarian Omicron BA.2 di Indonesia Terkendali
’’Jangan pernah main-main dengan Omicron, apalagi menganggapnya remeh. Omicron itu gejalanya saja yang ringan, tapi bukan tidak berbahaya, terutama bagi yang memiliki komorbid dan lansia," kata Ira Koesno dalam keterangannya, Jumat (25/3/2022).
Berkaca pada perjuangan sang ayah, Ira Koesno mengimbau agar masyarakat tidak meremehkan Covid-19, termasuk Omicron yang disebut-sebut gejalanya lebih ringan dibanding varian sebelumnya.
Sebab, Omicron tetap dapat memicu kematian bagi mereka yang memiliki komorbid, orang lanjut usia (lansia), dan obesitas.
"Ketika virus itu loncat ke organ tubuh lain, terutama paru-paru, dampaknya akan sangat berat,’’ ungkapnya.
Diketahui, Dr Koesno Martoatmodo pertama kali terdeteksi Covid-19 pada 21 Februari 2022.
Menurut Ira, saat itu, keluhannya hanya batuk, pilek, dan sedikit pusing. Namun hasil PCR-nya positif dengan CT 19.
’’Ibu saya juga kena, tapi tanpa gejala, dan CT-nya 26. Selama lima hari dirawat di rumah, bapak mulai merasa sesak napas, saturasinya 89. Akhirnya dibawa ke rumah sakit, berbarengan dengan ibu karena saat itu mulai ada batuk,’’ ucap Ira.
Lebih lanjut Founder irakoesnocommunications ini mengatakan, saat dilakukan screening terhadap sang ayah, ditemukan bercak di paru sehingga harus dirawat secara intensif.
Mengingat usia yang sudah lanjut, ibunda pun masuk kamar perawatan, hanya saja setelah 10 hari menunjukkan perbaikan dan dibolehkan pulang.
’’Sebaliknya, kondisi bapak tak kunjung membaik. Saturasi terus drop dibawah angka 80-an. Kadar oksigen di darah pun hanya 60 persen. Karena semakin sesak, maka diambil keputusan untuk diinkubasi memakai ventilator. Akan tetapi, sejak saat itu kondisi bapak terus mengalami perburukan,’’ ujar Ira.
Ira kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak kendor dalam protokol kesehatan (prokes) meski ke depannya status pandemi berubah menjadi endemi.
Terpenting, saat terdeteksi positif Covid-19, Ira menyarankan, jika memungkinan, untuk segera melakukan screening agar bisa lebih siaga menentukan langkah observasi selanjutnya.
’’Kasus Covid-19 saat ini memang melandai. Bukan tak mungkin pemerintah mengubah status pandemi jadi endemi. Meski begitu, virusnya masih ada, belum hilang. Jadi, tetaplah waspada," pungkasnya.