Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Serial Turki 'Kurulus Osman' Season 2, Angkat Drama di Balik Berdirinya Kesultanan Utsmaniyah

Serial Turki “Kurulus Osman” Season 2 tayang mulai 28 Maret 2022 di NET, setiap hari Senin sampai Jumat, pukul 21.30 WIB.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Serial Turki 'Kurulus Osman' Season 2, Angkat Drama di Balik Berdirinya Kesultanan Utsmaniyah
Tangkapan layar
Cuplikan adegan di serial Turki “Kurulus Osman” Season 2. 

TRIBUNNEWS.COM - Serial Turki “Kurulus Osman” Season 2 hadir di layar kaca Indonesia.

Serial drama tersebut mengangkat cerita di balik berdirinya Kesultanan Utsmani (Ottoman) oleh Osman Ghazi, seorang pejuang muslim yang merupakan putra dari Ertugrul.

Ertugrul sendiri adalah pemimpin suku Kayi yang mengembangkan wilayahnya lewat perjuangan membantu Kesultanan Rum melawan serangan Kekaisaran Bizantium.

Kisah romansa mewarnai drama “Korulus Osman” dengan hadirnya figur-figur tampan dan cantik Turki dalam lingkaran cerita drama Osman Ghazi atau yang kerap dikenal sebagai Osman Bey.

Di akhir season pertama “Kurulus Osman”, Osman Bey bersama pengikutnya berhasil menembus Kastil Kulucahisar dengan menyamar sebagai pasukan Romawi.

Osman berhasil mengelabui pamannya yang licik Dundar Bey, dan mendapatkan dukungan dari pengikut ulama Syeikh Edebali dan kakaknya Gunduz Bey untuk menaklukan Kastil Kulucahisar dan menumbangkan Ratu Sofia yang zalim.

Kumandang suara azan-pun bergema menjadi simbol perjuangan Osman menaklukkan Kulucahisar, dan menjamin warga kastil yang berbeda keyakinan tetap dapat hidup berdampingan dengan pengikutnya.

Baca juga: Kurulus Osman, Drama Turki Penuh Konflik dan Romansa Berlatar Berdirinya Dinasti Utsmani

Berita Rekomendasi

Drama Turki “Kurulus Osman” season 2 melanjutkan drama perjuangan Osman Bey dalam memimpin bangsanya melepaskan diri dari agresi bangsa Romawi (Bizantium) dan Mongol, serta membangun kejayaan Islam Utsmaniyah.

Pascapenguasaan Benteng Kulucahisar oleh Osman dan pengikutnya, Kaisar Bizantium Andronikos II marah besar dan mengutus Aya Nikola menjadi pemimpin baru (Tekfur) untuk merebut kembali Kulucahisar.

Di sisi lain, Ertugrul ayah Osman Bey telah kembali dari misinya khususnya melakukan perjalanan jauhnya.

Kembalinya Ertugrul yang mengalami sakit keras ternyata membawa wasiat penting untuk putranya, Osman Bey, agar menikahi putri pemimpin yang merupakan sahabatnya.

Hal ini bukan saja membuat sedih sang istri Bala Hatun, namun juga Osman Bey yang sulit menerima keputusan tersebut karena mencintai istrinya.

Baca juga: 5 Serial Indonesia Terbaik dengan Popularitas Tinggi, Adakah Favoritmu?

Sementara itu perjuangannya semakin berat dengan tekanan yang muncul dari lingkar dalam kerabatnya sendiri, Paman Dundar Bey yang ambisius dan tokoh pemimpin lainnya yang bernama Yavlak Arslan.

Belum lagi tekanan dari bangsa Mongol dan Romawi yang tentunya tak membiarkan Anatolia lepas dari kekuasaannya.

Drama “Kurulus Osman” merupakan sebuah serial kolosal garapan Sutradara Metin Gunay dan penulis skenario Mehmet Bozdag.

Ilustrasi musik serial drama kolosal ini merupakan karya dari Alpay Goktekin yang meninggal dunia pada 5 Mei 2020, dan dilanjutkan penggarapannya oleh Zeynep Alasya.

Season kedua “Kurulus Osman” merupakan season yang dinanti penggemarnya di berbagai negara dan tayang perdana di negara asalnya pada 7 Oktober 2020.

Di Indonesia, drama Turki “Kurulus Osman” Season 2 akan mengawali deretan program Ramadhan NET TV mulai 28 Maret 2022, setiap hari Senin sampai Jumat, pukul 21.30 WIB.

Menurut Direktur Programming NET Yeni Anshar, layaknya sebuah drama penuh konflik dan intrik, serial yang mendapatkan julukan “Game of Thrones” versi muslim ini menghadirkan cerita dalam setting middle age yang tentu dikemas secara lebih paripurna dengan teknologi terkini.

Selain fenomena menarik drama khas Ottoman dari Turki, latar panorama pemandangan lokasi syuting di Turki menjadi salah satu daya tarik penggemarnya.

Belum lagi plot alur cerita yang tak terduga layaknya drama nyata kehidupan dan tentunya keterlibatan wajah-wajah rupawan Euro-Asia yang begitu diminati penonton dizi di Indonesia”, jelas Yeni Anshar.

“Selain menghadirkan latar belakang panorama indah di Turki, drama Ketegaran hati, ketulusan cinta dan pengkhianatan mewarnai Season kedua dari serial menarik ini,” tambah Yenny Ansar.

Dalam penayangannya di Turki, Serial Drama “Kurulus Osman” mendapatkan sambutan positif pemirsanya dengan raihan rekor rating kepemirsaan cukup tinggi pada akhir pekan keempat penayangannya di ATV Turki sebesar 14,46.

Selain cukup sukses pada penayangannya di Turki, “Kurulus Osman” termasuk serial drama yang cukup populer di Albania, Pakistan, Chechnya, Afghanistan, Aljazair, Tunisia, Uzbekistan, dan Britania.

Drama yang mengambil latar belakang sejarah Ottoman ini juga diminati oleh negara di Asia Tengah, Afrika Selatan, Australia, Amerika Serikat, Eropa dan Kaukasus.

Serial “Kurulus Osman” juga mendapatkan pujian dari Ratu Malaysia Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah yang mencuitkan antusiasmenya terhadap drama tersebut sebagai tontonan menarik yang menghadirkan cerita kepemimpinan Islam yang luar biasa.

Sinopsis “Kurulus Osman"

Osman merupakan putra ketiga (bungsu) dari Ertugrul dan Halime Sultan. Kakeknya adalah Sultan Shah, pemimpin Suku Kayi dari keturunan Oghuz yang membawa pengikutnya melepaskan diri dari kejaran tentara Mongol menuju wilayah Asia kecil atau Anatolia (kelak menjadi negara Turki).

Osman mewarisi kehebatan kakek dan ayahnya dalam berjuang sebagai pemimpin pengikutnya, yang kelak dikenal sebagai Osman Ghazi, sang peletak kekhalifahan Ustmaniyah atau Ottoman.

Ibu Osman meninggal saat melahirkannya, sehingga Osman dirawat oleh Sugay Hatun sebagai ibu susunya.

Walaupun tidak sempat bertemu ibunya, Osman sangat menyayangi mendiang ibunya. Osman merasa sedih bila melihat sahabatnya, Aybars, bisa mendapatkan pelukan hangat ibunya.

Begitu juga ketika Ertugrul ayahnya ingin menikahi wanita bernama Ibilge, Osman menjadi satu-satunya anak Ertugrul yang tidak setuju.

Beruntung Osman memiliki bibi Selcan Hatun yang baik hati dan dianggapnya sebagai pengganti sosok ibunya.

Ayah Osman, keluarga, dan pengikutnya dari Suku Kayi tinggal berdekatan dengan perbatasan Byzantium (Romawi). Mereka mendapatkan penghargaan daerah tersebut dari Sultan Seljuk karena jasanya membantu perlawanan melawan Byzantium.

Saat Ertugrul harus ke daerah Konya untuk sebuah misi, tanggungjawab terhadap Suku Kayi diberikan kepada adiknya yang bernama Dundar Bey.

Pertikaian karena perbedaan keyakinan dan pandangan politik yang tak pernah selesai antara Ertugrul dari Suku Kayi dan musuhnya Tekfur Yorgopolos dari Kastil Kulucahisar (bagian dari Byzantium) akhirnya mulai menemukan titik temu jalan damai melalui sebuah kesepakatan.

Tekfur sangat menghormati Ertugrul dan antusias dengan rencana perdamaian dengan misi Suku Kayi yang diwakili Dundar Bey.

Dundar Bey didamping Osman Bey, Gunduz Bey (kakak dari Osman), dan Aybars Bey (sahabat kepercayaan Osman) pun menemui Tekfur ke Kastil Kulucahisar.

Namun ketika kesepakatan perdamaian akan berlangsung, sebuah peristiwa mengejutkan terjadi. Tekfur dan Dundar Bey justru nyaris menjadi target pembunuhan misterius yang merupakan bagian dari sebuah skenario jahat tersembunyi dari Ratu Sofia, istri Tekfur sendiri.

Untungnya saat itu Osman Bey yang selalu waspada berhasil menyelamatkan Tekfur ataupun Dundar Bey dari upaya pembunuhan tersebut.

Mewarisi sikap ksatria ayahnya, Osman menunjukkan kecerdasan dan keberaniannya untuk membuka tabir nyaris terbunuhnya Tekfur dan Dundar.

Di depan Dundar Bey dan Tekfur serta disaksikan Gunduz Bey dan Kolanos (tangan kanan Tekfur), Osman angkat bicara ingin menuntaskan misteri tersebut.

Osman Bey meminta syarat diberikan akses otoritas kekuasaan agar tidak terjadi salah paham kompensasi antara Suku Kayi dan Kastil Kulucahisar.

Osman Bey didampingi sahabatnya, Aybars Bey (putra dari Bamsi Beyrek , orang kepercayaan Ertugrul), berangkat menunaikan misi menuntaskan persoalan di balik peristiwa nyaris terbunuhnya Tekfur dan Dundar.

Perjalanan ini ternyata membuat Osman menemukan banyak peristiwa yang mempengaruhi kehidupannya dan perjuangannya kelak menjadi pendiri kekhalifahan Utsmaniyah atau Ottoman.

Mulai dari kehilangan seorang sahabat, pengkhianatan kerabatnya sendiri karena haus akan kekuasaan, konspirasi jahat Ratu Sofia dan Kolanos dari Byzantium, hingga pertemuannya dengan Bala Hatun, putri seorang tokoh spiritual bernama Syeikh Edebali.

Syeikh Edebali dan Bala Hatun banyak memberikan motivasi Osman untuk lebih arif dan bijak dalam memimpin. Jiwa muda Osman yang awalnya cenderung emosional dan bergejolak tanpa perhitungan mulai tertata dengan baik lewat ajaran agama Syeikh Edebali.

Hal tersebutlah yang membuat Syeikh Edebali mengikhlaskan putrinya dinikahi Osman. Perjuangan Osman semakin lebih terarah dan penuh strategi, bahkan Osman dan pengikutnya mampu menguasai Kastil Kulucahisar serta menumbangkan kezaliman Ratu Sofia.

Babak barupun dimulai, takluknya Kastil Kulucahisar membuat Kaisar Bizantium, Andronikos II, marah dan mengirimkan pemimpin andalannya, Aya Nikola, untuk menjadi Tekfur baru di sana.

Di situasi lain, Ertuğrul akhirnya kembali dari perjalanan panjangnya ke Konya. Seluruh pengikutnya dari Suku Kayi menyambut suka cita, namun bercampur sedih karena Ertugrul menderita sakit yang parah.

Suku Kayi berharap Ertugrul mulai melakukan suksesi penerus kepemimpinannya di tengah drama dan ambisi yang muncul.

Belum lagi munculnya figur pemimpin lain, Yavlak Arslan, yang juga berambisi memimpin di Anatolia.

Wasiat Ertugrul kepada Osman untuk menikah lagi dengan Mal Hatun putri seorang pemimpin sahabat ayahnya membuat Osman dan Bala Hatun penuh dilema. Sejak awal Osman sangat mencintai Bala Hatun dan tak ingin menyakiti hatinya.

Begitu juga dengan hati wanita tulus seperti Bala Hatun yang tentunya sulit menghadapi kenyataan tersebut.

Kegalauan pun semakin menjadi ketika Osman bertemu tanpa sengaja dengan Malhun Hatun dalam sebuah konflik.

Dalam sedih, Bala Hatun mencurahkan perasaannya kepada sang ayah Syeikh Edebali.

Sementara itu perjuangan Osman keluar dari tekanan Mongol dan Byzantium semakin kompleks.

Osman dan pengikut setia nya harus mampu membaca strategi licik pengkhianatan yang ada dalam lingkar dalam Suku Kayi.

Sementara itu kehadiran Mal Hatun ternyata semakin membuat pasukan Mongol semakin buas dan ingin menguasai secara sekaligus Suku Kayi dan Suku Bayindir dari ayah Mal Hatun yang mulai bersatu.

Dari pihak Byzantium, Aya Nikola-pun tak mau kehilangan kesempatan untuk menaklukkan Suku Kayi dengan berbagai cara, termasuk mendekati pengikut Suku Kayi yang mau mengkhianati Osman dengan sejumlah imbalan.

Bagaimana upaya Osman keluar dari tekanan masalah keluarga, drama pengkhianatan, dan politik agresi bangsa Mongol dan Byzantium? Kurulus Osman Season 2 memberikan jawaban atas drama dan konflik yang terjadi di sekitar Osman, sang pendiri Utsmaniyah (Ottoman).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas