Hasil Autopsi Kedua Tangmo Nida, Ada Puluhan Luka, Ini Kata Pengacara Keluarga Soal Itu
Ada banyak keterbatasan di autopsi kedua ini dibandingkan yang pertama karena kondisi jenazah yang telah berubah.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kehakiman Thailand mengumumkan hasil autopsi kedua aktris Nida Patcharavirapong atau Tangmo Nida.
Diketahui, autopsi kedua ini dilakukan setelah keluarga Tangmo Nida meminta jenazah Tangmo diperiksa ulang untuk menjernihkan keraguan tentang luka di tubuh Tangmo.
Thanakrit Chitrareerat, Sekretaris Kementerian Kehakiman, bersama dengan Kolonel polisi Songsak Rak Saksakul, kemudian Decha Kittiwitthayanan, kuasa hukum yang mewakili keluarga Tangmo serta dokter forensik, Worawee Waiyawut bersama-sama mengumumkan hasil otopsi kedua Tangmo Nida.
Thanakrit mengatakan Institut Ilmu Forensik telah berjalan sesuai dengan 11 klaim yang diajukan oleh Panida Sirayuthyothin, ibu dari artis Thailand itu.
Diantaranya adalah sekitar kepala, sekitar wajah, leher, area dada, luka di kaki, luka di sekitar betis dan lekukan di kedua sisi, area kuku di kedua tangan, punggung, area batang tenggorokan, area kelamin, pakaian yang digunakan di hari meninggalnya.
Tetapi ada beberapa masalah terkait dengan operasi kedua yang tidak dapat dijawab, dan sebagian lagi menjadi tanggung jawab kepolisian sehingga bukan kapasitas mereka untuk menjelaskan.
Ada banyak keterbatasan di autopsi kedua ini dibandingkan yang pertama karena kondisi jenazah yang telah berubah.
Namun mereka mengumumkan beberapa temuannya sejauh ini dari autopsi kedua yang tak jauh berbeda dengan otopsi pertama.
Baca juga: Dalam Suasana Duka Kematian Tangmo Nida, Ibunya Geram Disebut Mata Duitan, Ancam Polisikan Netizen
Seperti tentang luka di kepala, sama seperti otopsi pertama, pada autopsi kedua juga tidak ditemukan adanya luka.
Hasil pemeriksaan tersebut sesuai dengan hasil pemeriksaan otopsi pertama oleh Institut Kedokteran Forensik Rumah sakit, di mana tidak ditemukan ketidaknormalan juga.
Tentang wajah jenazah. Dari foto yang dikirimkan oleh kepolisian provinsi Nonthaburi memang ada perbedaan dengan kondisi Tangmo, tapi ini terjadi karena pengaruh tekanan air dan jenazah mungkin membusuk.
Terkait kalung di leher Tangmo Nida. Gambar pertama kalung masih kendor, tapi seiring waktu, tubuh menjadi bengkak. Tidak ditemukan pencekikan.
Kondisi tulang tidak ditemukan patah, termasuk gigi juga masih lengkap.
Serta pemeriksaan lainnya seperti kuku jari yang diperiksa ulang untuk melihat apakah ada pertarungan atau serangan fisik.
Worawee mengatakan pada pemeriksaan otopsi pertama, dianggap sebagai standar yang memungkinkan untuk menjawab hampir semua pertanyaan.
Di babak kedua hanya untuk menegaskan kembali apakah pertanyaan pertama adalah ya atau tidak.
Sementara untuk cedera di kaki Tangmo masih belum bisa menjawab bagaimana itu terjadi.
Polisi akan mencoba untuk mensimulasikan luka pada berbagai objek. Mungkin baling-baling perahu untuk membandingkan dengan luka.
Tapi sejauh ini dari otopsi kedua ditemukan total 22 bekas luka, tapi terkait detail lainnya akan dijelaskan oleh pihak kepolisian.
Pengacara dari Panida Siriyuthayothin, Decha Kittiwitthayanan mengatakan dokumen hasil autopsi kedua itu harus dikonsultasikan dengan polisi untuk melihat apakah akan membantu untuk mengajukan tuntutan lebih lanjut.
Walaupun hampir keseluruhan hasilnya sama, tapi menurut Decha ada detail yang perlu dilihat lagi.
Terutama tentang 22 luka yang diumumkan dokter forensik.
Karena dia belum menemukan perubahan hasil otopsi yang signifikan tentang penyebab meninggalnya Tangmo Nida, apakah karena kelalaian atau karena kesengajaan?
Kuasa hukum Panida mengatakan dengan melihat lukanya saja tidak bisa mengatakan apakah itu kematian yang disengaja atau tidak.
Perlu juga membandingkan dengan rekaman CCTV, GPS untuk mendapat jawaban.
Terkait kabar adanya pengajuan surat perintah penangkapan terhadap lima orang lain penumpang kapal yang malam itu bersama Tangmo Nida, Decha membantahnya.
Sementara itu, pihak kepolisian bersama ahli IT sedang bekerja bersama mengungkap berbagai keraguan, memeriksa kamera CCTV, video dan telepon dari orang yang malam itu ada di kapal.
Diharapkan tidak lebih dari satu minggu berbagai masalah bisa diselesaikan.